32 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Empat Pilar Utama dan Mimbar Khotbah Masih Asli Peninggalan Sunan Abinawa

Jejak-Jejak Para Wali Allah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Sunan Abinawa memiliki nama asli Sayid Abdul Khalim bin Abdul Rahman. Beliau merupakan salah satu putra dari Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) raja pertama Kerajaan Pajang.

Pangeran Benawa –nama lain Sunan Abinawa- dikenal sebagai salah satu wali yang menyebarkan agama Islam. Dahulu saat menyebarkan agama Islam di Pekuncen, Sunan Abinawa mendirikan bangunan masjid yang kini bernama Masjid Jami’ Sunan Abinawa. Bangunan masjid tersebut memiliki empat pilar utama. Sampai saat ini, pilar tersebut masih berdiri kokoh di bangunan utama masjid.

Guna mempertahankan pilar tersebut agar bertahan lebih lama, keempat pilar tersebut kini dilapisi kayu. Jadi posisi pilar berada di dalam. “Pilar yang asli ada di dalam. Yang kelihatan sekarang itu pelapisnya. Supaya tidak termakan usia,” jelas salah seorang warga, Mujiyono.

Selain pilar tadi, ada mimbar khotbah yang letaknya di samping tempat imam salat. Kondisinya masih bagus dengan bentuk yang khas. Mimbar tersebut terbuat dari kayu jati asli peninggalan Sunan Abinawa.

Di luar bangunan masjid utama terdapat bedug yang masih digunakan sampai sekarang. Bedug tersebut dibunyikan dengan cara dipukul sebagai tanda masuk waktu salat sebelum adzan berkumandang.

Sunan Abinawa juga meninggalkan sebuah sumur yang letaknya berada di sebelah kiri masjid. tepatnya di salah satu sisi tempat wudhu. Air sumurnya hanya digunakan untuk mengairi kamar mandi khusus tepat di samping sumur dan untuk mengisi gentong yang berada di serambi masjid.

Gentong yang berada di serambi masjid sebelah selatan itu memiliki cerita tersendiri. Sodikin mengungkapkan, dulu gentong tersebut ada dua. Satu gentong berada di Masjid Jami’ Sunan Abinawa yang dinamakan sebagai gentong putri dan satunya lagi berada di Demak. Konon gentong ini datang sendiri dari Demak melewati sungai.

Gentong yang tingginya sekitar 1,5 meter dengan diameter 80 sentimeter ini digunakan untuk menampung air sumur. Air yang berada di dalam gentong tadi biasanya diminum oleh para peziarah. “Ada yang diminum langsung, ada pula yang dibawa pulang. Tergantung keinginannya peziarah,” ungkap Mujiyono.

Gentong di Masjid Jami’ Sunan Abinawa. (PUTRI ISNAYNI/RADARSEMARANG.COM)

Peziarah Sunan Abinawa dari Jabar, Jatim hingga Sumatera

Makam Sunan Abinawa berada di Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal. Makam yang terletak di belakang masjid, dikelilingi kebun yang didominasi pohon bambu.

Untuk berziarah menuju ke Makam Sunan Abinawa, harus melalui jalan khusus, menaiki tangga yang berada di sebelah kiri Masjid Jami’ Sunan Abinawa.

Kala itu, terdengar suara pepohonan yang bergerak mengikuti hembusan angin. Selain itu, terdapat pula suara-suara hewan yang menambah suasana berdoa menjadi lebih khusyuk. Sesampainya di makam, terdengar lantunan doa dari sepasang suami istri (pasutri) yang sedang berziarah.

Sunan Abinawa dimakamkan di sebuah bangunan yang berbentuk seperti rumah lengkap dengan teras di sekelilingnya. Dinding bangunan makam dilapisi keramik berwarna cokelat muda. Setiap sisi bangunan terpasang satu pintu dan dua jendela yang diukir. Di teras makam terdapat rak-rak kecil dengan tinggi sekitar 60 sentimeter yang digunakan untuk meletakkan kitab Yasin dan Alquran.

Saat pintu Makam Sunan Abinawa dibuka oleh juru kunci, Sodikin, tercium aroma wangi bunga sedap malam yang diletakkan di setiap sisi bawah pilar atap makam. Makam Sunan Abinawa ditutupi kain putih itu dikelilingi oleh pagar besi. Di dalam ruang makam terdapat juga kitab-kitab Yasin yang diletakkan di sekeliling makam.

Peziarah yang mengunjungi Makam Sunan Abinawa biasanya ramai pada Jumat Kliwon atau saat Haul pada Kamis Wage di bulan Muharam. “Peziarah bisa full dari pagi sampai malam. Yang datang bisa mencapai ribuan,” kata Sodikin Kamis (15/4/2021). Peziarah yang datang berasal dari Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), bahkan ada yang dari Sumatera.

Umumnya para peziarah ingin mendapatkan berkat dari Allah melalui wali-Nya. “Berkat bisa dari mana saja, baik itu diberi pekerjaan yang lancar ataupun kesehatan,” kata salah satu peziarah, Muhammad Kholil kepada RADARSEMARANG.COM. (mg6/ida)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya