RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ratusan jamaah mengikuti salat tarawih perdana di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Senin (12/4/2021) tadi malam. Ramadan tahun lalu, masjid terbesar di Jateng ini tak menggelar salat tarawih berjamaah karena pandemi Covid-19.
Pelaksanaan salat tarawih tadi malam dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Setiap jamaah wajib mengenakan masker, memakai handsanitizer dan menjaga jarak dengan jamaah di sebelahnya. Sebelum masuk masjid, setiap jamaah juga dicek suhu badannya dengan thermo gun.
Berbeda dengan biasanya. Kali ini, salat tarawih dilaksanakan dengan waktu lebih singkat. Salat dengan imam KH Zaenuri Ahmad berlangsung selama kurang lebih 45 menit hingga pukul 20.15. Sedangkan bacaan ayat Alquran dalam salat tarawih yang biasanya sehari melafazkan satu juz, kali ini hanya membaca surat pendek untuk menyesuaikan batas waktu.
Takmir MAJT Beny Arif Hidayat menyampaikan, jumlah jamaah juga dibatasi, maksimal 50 persen dari kapasitas masjid. Seusai salat isya, pihaknya juga memberitahukan kepada seluruh jamaah yang hadir, bahwa tak ada makan besar di masjid seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya ada takjil.”Kami sudah menyampaikan imbauan kepada jamaah untuk taat protokol kesehatan agar tarawih dapat kondusif,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Ratna, warga sekitar yang ikut salat berjamaah dengan kedua anaknya mengaku tak khawatir mengikuti tarawih di MAJT. Ia justru senang setelah tahun lalu tarawih dilakukan di rumah masing-masing, kini dapat berjamaah di masjid kembali.”Prinsip saya sih kalau di rumah Allah Insya’ Allah aman dan dijaga, saya malah lebih waswas kalau pergi ke pasar,” tuturnya.
Meski begitu masih ada beberapa jamaah yang telat datang tanpa mengenakan masker saat beribadah. Tak ada yang menegur lantaran semuanya sudah salat jamaah. Hal ini membuktikan masih ada masyarakat yang belum sadar pentingnya prokes di ruang publik.

Salat tarawih perdana juga digelar di Masjid Raya Baiturrahman Simpang Lima, Semarang tadi malam. Di masjid ini, protokol kesehatan juga menjadi titik perhatian khusus. Jamaah yang datang diwajibkan memakai masker, dan dilakukan pengecekan suhu badan. Apabila melebihi 37,3 derajat Celsius tidak diperkenankan masuk masjid.
Adapun jarak antarjamaah masih sama, yakni satu meter ditandai dengan tanda silang di lantai. Salat tarawih hanya dibuka di ruang salat utama. Dibagi untuk jamaah putra dan putri. Demi mencegah penularan Covid-19, takmir masjid tidak menyediakan mukena, sarung, dan sajadah. Jamaah diwajibkan membawa peralatan salat sendiri. “Kami bantu mengatur jarak supaya tidak berkerumun,” kata Babinsa Hidayat yang datang mengecek pelaksanaan salat tarawih di Masjid Raya Baiturrahman.
Salat tarawih perdana tadi malam diikuti sepuluh saf jamaah laki-laki, dan enam saf jamaah perempuan. Salat tarawih sebanyak 20 rakaat, dilanjutkan tiga rakaat salat witir. Sebelum witir, diisi kultum yang disampaikan oleh KH Drs Multazam.
Multazam mengungkapkan rasa syukur karena telah diperkenankan kembali melaksanakan salat tarawih berjamaah di masjid. Ia mengajak jamaah untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan semaksimal mungkin. Mengingat Ramadan tahun lalu, para jamaah disuruh salat tarawih di rumah masing-masing.
Dikatakan, meski masih dalam kondisi pandemi, ia meminta para jamaah untuk tidak patah semangat dalam mengerjakan fastabikhul khairot atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Menurutnya, di hari puasa esok (hari ini) dengan standar new normal keimanan setiap orang akan lebih banyak diuji. “Ramadan menjadi momentum untuk memperbanyak ibadah salat, beramal, sedekah, dan kebaikan lainnya,” paparnya.
Salah satu jamaah Ahmad mengungkapkan rasa senang karena bisa kembali menjalankan salat tarawih berjamaah di masjid. “Ada rasa haru karena tahun lalu benar-benar sepi, semoga ini awal yang baik,” harapnya.
Masjid Raya Baiturrahman setiap sorenya akan mengadakan kajian berbuka puasa. Dimulai 1-25 Ramadan / 13 April – 7 Mei. Bagi para jamaah yang ikut diharapkan mentaati protokol kesehatan. (cr1/ifa/aro)