28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Ponpes Hidayatul Qulub, Dulunya Padepokan, Kini Jadi Pondok Pesantren

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Qulub beralamat di Jalan Nusa Indah 4 nomor 15 RT 5 RW 5, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Ponpes ini semula padepokan persilatan, kini naik kelas menjadi pondok pesantren.

Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Qulub adalah KH Syaefudin Zuhri, 46. Dunia persilatan sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Semula mendirikan Persatuan Silat Hati di Bantul Jogjakarta. Lalu sekolah tingkat M.Ts dan MA sudah membuka cabang di Jepara. “Baru tahun 2002 masuk ke Ngaliyan. Saat itu masih banyak pesilat. Jadi malamnya harus ngaji, awalnya dari situ,” katanya.

Gus Fudin –sapaan akrabnya- menuturkan, pesilat itu harus menempa diri lewat meditasi dan spiritualitas tinggi. Karena itu, para pesilat diarahkan ke kurikulum pesantren. “Hingga akhirnya sekarang pesantren beneran,” katanya.

Padepokan Silat Persatuan Hati pun berubah fungsi menjadi Pesantren Hidayatul Qulub. “Hidayah itu berasal dari nama istri saya Siti Nur Hidayah. Qulub itu Persatuan Hati. Sehingga Hidayah bagi hatinya banyak orang,” katanya.

Ponpes ini menggelar pengajian rutin sebagaimana ponpes salaf pada umumnya. Setelah salat Subuh mengaji Alquran dan setoran ayat Alquran bagi santri hafidz. Setelah Ashar mengaji untuk anak-anak kecil.

Meski begitu, setelah Maghrib santrinya campur dari umur tingkat SD sampai perguruan tinggi. Setelah Isya’ mengaji kitab sesuai jadwal di luar Ramadan. Tiap malam Selasa mengaji Riaydhus Sholihin, malam Rabu mengaji Irsyadus Syari atau kumpulan Kitab Mbah Hasyim Asyari. Malam Kamis mengaji tafsir, malam Jumat fokus Maulid Nabi dan zikir. “Kalau Malam Jumat Pahing selapanan, semuanya datang, yang mau salat, yang tatoan, yang rapi, semua kumpul jadi satu untuk digembleng,” katanya.

Saat ini, ada 15 santri yang bermukim di Ponpes Hidayatul Qulub. Kebanyakan dari kalangan mahasiswa. Kalau tahun 2002-2015 ada 40 santri. Sekarang berkurang karena pandemi Covid-19. Kalau MI, anaknya terlalu kecil, tenaganya yang tidak ada. “Saya mencari potensi santri yang benar-benar berkualitas. Tidak mengandalkan kuantitas, tapi kualitas,” katanya.

Bekali Santri Hidup Bermasyarakat

Santri di Ponpes Hidayatul Qulub harus siap tempur. Tidak hanya bisa mengaji tapi harus bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat. Misal, jika ada tetangga punya hajat menikahkan anaknya, maka santri harus mengambil peran dan berani menjadi MC. Termasuk mengobati orang kesurupan.

“Beberapa waktu lalu ada yang kesurupan di Palir. Maka saya utus santri ke sana untuk mengobatinya, ternyata cukup. Itulah penerapan ilmu secara langsung dan harus meniru langsung kiai. Santri harus memiliki prinsip nglakoni ben bisa ngerasakake,” jelasnya.

Selain itu, santri diwajibkan mengetahui pribadi Gus Fudin. Di antaranya, saat kondisi tidak punya uang, ketika bertengkar dengan istri, dan ketika mengasuh anak. “Karena mereka akan merasakan seperti saya. Dan yang menjadi tolok ukur kan akhlak, sehingga santri bisa menerapkannya,” jelasnya.

Ketika bulan Ramadan, jadwal mengaji disesuaikan dengan kondisi santri. Seperti setelah Subuh mengaji kitab Durrotun Nashihin, setelah Dzuhur itu mengaji Arbain Nawawi dan Tanbihul Ghafilin. Setelah Ashar, mengaji bersama masyarakat di Masjid Nurul Falah Jalan Kliwonan III.

“Kalau di luar pesantren sementara libur, kalau bisa ke sini lagi ya, mengaji lagi seperti preman yang mau datang mengaji, mau dibenahi, maka saya persilakan,” katanya.

Gus Fudin berpesan kepada masyarakat, khususnya yang sudah berkeluarga, paling berat adalah mencintai orang yang sama dalam waktu yang lama.

“Untuk masyarakat secara luas saya berpesan, orang yang paling bijak adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan mau dimanfaatkan, dan jangan memanfaatkan. Jadi tidak usah tergiur kehidupan dunia, karena menungso iki wes dikei jatah, wadah, dan wayah. Wes jatahe tidak akan kemana, wadah sudah disediakan, wayahe kapan kalau memang jatah kita,” katanya. (fgr/ida)

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya