31.8 C
Semarang
Monday, 13 October 2025

Bakti pada Orangtua, Bekali Ilmu Agama

Ponpes Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Kota Semarang ada satu pondok pesantren unik yang berbeda dari biasanya. Namanya Pesantren Roodhiyatam Mardhiyyah. Jika pada umumnya pesantren dihuni oleh anak-anak atau pemuda, pondok satu ini justru ditempati orang yang sudah lanjut usia (lansia).

Ponpes Roodhiyatam Mardhiyyah bukan tempat penitipan orang tua atau panti jompo. Tapi memang benar-benar pondok pesantren untuk menimba ilmu agama. Ponpes ini berlokasi di Jalan Dewi Sartika Blok C Nomor 18 RT 9 RW 5, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Saat berkunjung ke Pondok Lansia ini akan disambut dengan gapura yang terbuat dari rangka alumunium. Adapula banner bertuliskan Pesantren Lansia. Umbul-umbul berwarna-warni juga terpasang sebagai hiasan. Sementara jika memasuki kompleks asrama pesantren, terdapat dua rumah joglo mini berwarna coklat yang terbuat dari kayu yang dapat menampung enam orang.

Ada pula sebuah pendopo berukuran 5 × 5 meter yang bahannya juga terbuat dari kayu jati. Di sampingnya ada sebuah kebun yang cukup luas yang ditumbuhi beragam jenis pepohonan, sayur-sayuran, maupun buah-buahan.

Pengajar sekaligus Pembina di Ponpes Roodhiyatam Mardhiyyah Muntafingah menjadi sosok penting di balik pendirian pondok ini. Ia memiliki tujuan mulia untuk membimbing para lansia mengenal dan memahami ilmu agama Islam.

“Keprihatinan kami usia senja kan usia mulia, usia yang dekat kepada Allah. Maka kami ingin membekali mereka ilmu agama agar bisa beribadah lebih banyak,” ujarnya.

Pesantren ini diberi nama Roodhiyatam Mardhiyyah karena memiliki tujuan dan harapan tersendiri. Nama ini diambil dari petikan Surat Al-Fajr dalam ayat 28 yang berbunyi “rji’i Ila rabbiki radiyatam mardiyyah. Artinya, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

“Kami ingin berbakti kepada orang tua. Kita ingin membekali lansia dengan ilmu agama agar mereka di sisa usianya bisa mengoptimalkan ibadah, kembali kepada Allah dengan ridho dan akhirnya diridhoi-Nya. Agar mereka bisa lebih banyak bersykur menikmati kehidupan di masa tua sekarang,” tambahnya.

Pesantren berdiri 2017. Namun secara resmi ada santri yang bermukim sejak 2021. Tahun itu pula ponpes diresmikan. Mustafingah menyebutkan, untuk santri yang bermukim berasal dari luar Kota Semarang, seperti Tegal, Pemalang, Kendal, dan Jepara. Adapun kebanyakan santri berusia antara 60 hingga 84 tahun. Para santri di sini pun memiliki latar belakang yang beragam. “Ada guru, ibu rumah tangga, pedagang, wiraswasta,” katanya.

Sementara itu, jumlah guru atau pendidik di pesantren lansia ini terdiri dari 25 relawan tanpa mendapatkan bayaran. Mereka tulus mengabdikan diri untuk membimbing para lansia mengenal agama Islam. Para lansia yang belajar di pesantren ini tidak dikenakan tarif. Fasilitas pembelajaran seperti Alquran disediakan oleh pesantren. Kecuali santri yang bermukim di asrama akan dikenakan biaya untuk kehidupan dasar.

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya