27 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Full Zikir, Full Mengaji, Khatamkan Membaca Alquran

Ponpes ‘Mafia Salawat’ Roudlotul Nikmah Taman Surga Kaum Rentan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Saat bulan Ramadan, Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Nikmah yang beralamat di Kalicari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, seperti ponpes salaf lainnya. Jamaahnya dikenal dengan sebutan Mafia Salawat.

Markas Mafia Salawat mulai dipenuhi jamaah yang berpakaian serba hitam untuk menjalankan ibadah Ramadan pada Jumat (24/3) kemarin. Para jamaah itu ada yang berasal dari Pati, Rembang, Ponorogo, dan Tuban. Jamaah sangat khusyu’ mengikuti pengajian. Bahkan, tangisan pun pecah ketika mahalul qiyam saat Maulid Nabi untuk bermuhasabah diri sekaligus berdoa.

Pengasuh Ponpes Roudlotul Nikmah, KH Muhammad Ali Shodiqin mengungkapkan selama Ramadan ini, ada program kilatan membaca kitab sampai selesai secara cepat dan khatam. Sebulan harus khatam, seperti kitab Safinah, Tadzhib, dan lainnya. Kalau yang tahfidz ya menghafal Alquran terlepas dari kegiatan sehari-hari seperti salat tarawih dan zikir.

Setelah salat subuh, dilakukan pembacaan Ratib Al-Athos. Setelah salat Dhuha membaca Wirdul Lathif, setelah Ashar Wirdul Lathif lagi. Setelah Maghrib membaca Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani, setelah Isya membaca Ratib Al-Hadad. “Setiap setelah salat, santri membaca Alquran 1 juz atau minimal 5 juz setiap harinya,” kata Pengasuh Ponpes Roudlotul Nikmah, Muhammad Ali Shodiqin.

Selain itu, setiap Jumat malam Sabtu ada pengajian untuk umum. Full zikir, full mengaji. Semua santri mengkhatamkan Alquran, masing-masing 1 juz. Lalu doa khotmil Quran. Setelah itu membaca shawalat dan burdah. Setelah itu, pembacaan Ratib Al-Athos. Kemudian mengaji kitab Fadholiul Ibadah lalu Maulid Simtudduror, kemudian disambung dengan sahur bersama.

“Kalau malam Sabtu Wage, kami selapanan. Sehingga 10 hingga 20 kali lipat jamaah yang hadir memenuhi Markas Mafia Salawat dibanding malam Sabtu biasanya,” kata pria yang akrab disapa Abah Ali Gondrong.

Dia jua menceritakan, Ponpes Roudlotul Nikmah berdiri pada Juli 1990. Ponpes ini menaungi ratusan santri yang kurang mampu, seperti fakir miskin, duafa, dan anak terlantar. “Mereka dididik mengaji kitab, ahli zikir hingga penghafal Alquran,” katanya.

Seiring perjalannya waktu, sejak 2012 mulai menerima jamaah ‘istimewa’ seperti anak jalanan, anak terlantar, anak punk, preman, dan lainnya. “Alhamdulillah, tanpa kami mengundang, mereka mau hadir. Terlepas dari hasilnya, itu urusan Allah SWT,” katanya.

Abah Ali Gondrong menerima jamaahnya dengan baik. Sehingga banyak yang bermukim di Ponpes Roudlotul Nikmah. “Banyak dari mereka yang bertaubat, tetapi tidak sedikit yang belum bertaubat. Kami hanya mengajak, mendekati, dan merangkul. Hidayah itu dari Allah. Terpenting kita tata hati, tata niat. Semua kita pasrahkan kepada Allah,” jelasnya.

Abah Ali Gondrong berpesan, sebagaimana memberikan nasehat untuk dirinya sendiri tetap mendekat spiritual. Karena energi positif pasti dikirim oleh Allah melalui spiritualitas. “Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, ketika kalian semua melewati taman surga, masuklah kamu. Sahabat bertanya, di dunia ini ada taman surga? Rasul menjawab majlis taklim, majlis dzikir, itu taman surga,” katanya.

Ia mengajak masyarakat sesibuk apapun dengan urusan dunia, haruslah ingat Allah SWT. “Kita jangan sampai diatur dunia, kita yang mengatur dunia. Karena dunia ini bukan tempat tinggal, tetapi persinggahan, cari bekal sebanyak-banyaknya,” katanya. (fgr/ida)

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya