RADARSEMARANG.COM – Pondok Pesantren (Ponpes) Rijalul Quran 3 yang beralamat di Jalan Kalirejo, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, menaungi 50 santri dari kaum dhuafa dan yatim piatu.
Ponpes Rijalul Quran ini mengusung konsep rumah panggung dari kayu. Ada empat bangunan rumah panggung dari kayu yang menjadi tempat mondok puluhan santri yang menghafal Alquran.
Setiap pondokan dibangun di atas tanah seluas 100 meter persegi yang dihuni 20 orang. Mereka rata-rata anak-anak kaum dhuafa dan yatim piatu. Meski begitu, para santri tidurnya kadang di aula atau di masjid.
“Setiap tahun kami menyaring yang benar-benar anak dari kaum dhuafa atau yatim piatu. Tahun ini nambah 23 santri masuknya Mei. Semuanya gratis,” katanya.
Ponpes ini memiliki fasilitas makan sehari tiga kali ditanggung ponpes, kamar mandi, dan asrama. Setiap hari dan Minggu masak sendiri. “Ekstrakurikuler tarung bebas, RQ farm berupa ternak lele dan ternak domba,” katanya.
Bahkan, ada jebolan pondok ini sampai lanjut Luar Negeri, seperti Libya. “Di sini rata-rata tiga tahun, usianya SMP semua, ada juga yang SMA. Kejar paket lulusnya memanggil guru dari luar setiap Sabtu dan Minggu,” katanya.
Para santri mulai berkegiatan sejak pukul 03.00 dinihari. Mereka biasanya mengaji hingga menjelang salat Subuh untuk menambah hafalan. Istirahat sebentar karena sunah sampai adzan Subuh. Salat lalu mengaji lagi sampai pukul 06.00. Lalu piket bersih-bersih, sarapan, dan mandi. Pukul 08.00 dilakukan murojaah.
Setelah itu, kelas Quran hingga pukul 09.30. Setelah itu, istirahat hingga pukul 10.00 dilanjut mengaji Alquran sampai pukul 11.00 menjelang Dzuhur. Pukul 12.00 sampai 13.00 mengaji lagi. Kemudian istirahat sampai pukul 14.00. Menjelang Ashar pelajaran bahasa arab.
Setelah Ashar, selain Senin dan Kamis menambah hafalan sampai pukul 16.30. Untuk disetorkan saat jam 03.00 dinihari. “Senin dan Kamis berpuasa dan khataman 30 juz secara bergiliran,” kata Pengurus Muhammad Ghiffari Ichsan Fakhriansyah.
Setelah itu bersih-bersih, makan malam sampai Maghrib, dilanjut salat Magrab. Setelah itu, majelis Quran hingga pukul 19.30. “Isya memang mundur karena lebih lama menghafalnya. Namun pukul 20.00-21.00 ada kelas adab, lalu istirahat,” katanya.
Saat Ramadan setiap sore mengadakan khataman Quran. Tarawih pertama diimami ustadz langsung. “Dilanjut dengan santri kultum secara bergilir. Bacaannya setengah juz 8 rakaat. Kalau Ramadan gini juga diundang untuk mengimami,” katanya. (fgr/ida)