RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gunung Brintik Bergota, menyimpan berbagai kisah mistis. Konon, merupakan tempat adu kesaktian. Bahkan, makhluk seperti kuntilanak dan pocong kerap muncul.
Dulu Gunung Brintik merupakan kawasan pantai. Tidak semua orang yang datang kembali dengan dengan selamat. Karena harus mengadu kesaktian dengan Mbah Nyai Brintik yang merupakan penguasa di kawasan tersebut.
Mbah Nyai Brintik adalah anak raja dari Kerajaan Solo yang beragama Hindu-Budha. Suatu hari ia bertarung dengan Sunan Kalijaga dengan perjanjian yang kalah akan berguru kepada yang menang. “Nyai Brintik kalah, lalu bersyahadat disaksikan oleh kanjeng sunan,” kata Tokoh masyarakat Randusari, Achwan.
Setelah itu, Nyai Brintik menyebarkan agama Islam di Semarang. Dengan kesaktiannya terkenal Gunung Brintik. Konon, Mbah Nyai Brintik memiliki peliharaan burung perkutut dan tidak ada yang berani menangkapnya.
Pernah ada pendatang memegang burung perkutut, tiba-tiba menjadi ular. “Malamnya dia bermimpi suruh melepaskan. Dalam mimpinya pendatang ini akan dibunuh, dia mencari burung malah jadi ular, dia meminta maaf kepada Nyai Brintik,” ujarnya.
Achwan merupakan penduduk Gunung Brintik sejak 1989. Ia pernah merasakan sendiri kisah mistis. Tahun 1992 ketika istrinya mau melahirkan ia sama sekali tidak punya uang. Saat pukul 01.00 WIB dan gerimis tiba-tiba ada orang datang. Ia mengira tetangganya. Ternyata sosok nenek tua yang diyakini sebagai Mbah Nyai Brintik.
“Saya mengeluh, karena mau mbancakki anak tapi ora ndue duit. Nenek itu menjawab besok ada rizki to le. Tiba-tiba nenek itu berjalan dan tidak sampai 10 meter menghilang,” akunya.
Siangnya, ada tamu mengendarai BMW putih. Anehnya, Achwan tidak bisa melihat wajahnya. “Kayak ada yang nggondeli, suruh mengajikan baca yasin, dan doa. Saya dikasih uang Rp 82 ribu pada tahun 1992. Padahal di rumah sakit Rp 40 ribu. Itu luar biasanya,” jelasnya.
Sekarang banyak yang berziarah di Makam Mbah Nyai Brintik. Sebagian ada yang datang dengan hajat masing-masing. Bahkan, dulu setiap hujan di wilayah Gunung Brintik banyak emas dengan kadar tinggi berserakan. Seperti peniti, cincin, gelang, kalung, dan lainnya. Emas ini misteri karena kemungkinan emas dari Mbah Nyai Brintik, dan yang kedua harta rampasan perang. “Hingga tahun 90an masih ada, sekarang sudah tidak ada,” katanya.
Jika ke Makam Mbah Nyai Brintik harus izin. Ada beberapa cerita horor sekitar Gunung Brintik. Jika masuk ke Makam Mbah Nyai Brintik lewat atas, ada pohon kantil besar yang ditunggui Mbak Kunti.
“Benar ada, banyak sekali dulu sopir taksi waktu dapat penumpang ke Gunung Brintik. Ada yang berani mengantar dan turun dekat dengan Pohon Kantil. Dibayar uang, tapi berjalan lagi malah jadi daun. Itu malam sering itu kejadiannya. Pocong, sering itu,” tambahnya. (fgr/fth)