RADARSEMARANG.COM – Jalan Pramuka, Pudakpayung, Banyumanik dikenal sebagai jalur wingit. Beberapa kali dijadikan sebagai tempat pembuangan mayat. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya makhluk astral dan kerap terdengar suara rintihan minta tolong.
Jalur ini merupakan jalan alternatif yang menghubungkan Kelurahan Pudakpayung dengan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dikenal sebagai jalur ekstrem karena penuh dengan tanjakan dan belokan. Saat malam hari, suasana mencekam sangat kental terasa. Ditambah dengan penerangan yang minim.
Sejumlah warga kerap menjadi korban gangguan makhluk astral saat melintasi jalur ini. Banyak makhluk gaib yang ingin menunjukan eksistensinya. “Jalan memang sejak lama dikenal wingit. Ditambah lagi ada pembuangan mayat di sini semakin menambah keangkeran jalur itu,” aku warga asli Pudakpayung, Ardi.
Banyak kejadian yang tidak bisa dinalar. Pernah ada pengendara yang motornya tiba-tiba mesin mati saat melintas malam hari. Pas melewati pohon yang mengayomi jalan, mesin mendadak mati. Waktu mau turun dari motor, sesosok wanita bergaun putih dengan wajah melepuh dipenuhi darah duduk di jok belakang dengan tawa campur nangis meminta tolong. “Pengendara itu ditemukan warga pingsan di pinggir jalan,” ujarnya.
Pria berusia 37 tahun tersebut juga mengaku pernah mendengar suara minta tolong. Tetapi setelah dicari kemana-mana tidak ada wujudnya. “Jika mencium bau anyir darah, lebih baik langsung tancap gas saja,” tambahnya.
Jalur itu dikenal sebagai rumah besar yang nyaman bagi makhluk astral. Karena lokasinya memiliki suhu udara lembab. Terdapat dua golongan makhluk halus yang menghuni. Yaitu penghuni asli jalan dan mahluk gaib pendatang yang memiliki tujuan tertentu.
Penghuni pendatang merupakan mahluk gaib yang disuruh seseorang yang melakukan pesugihan dengan kontrak tertentu. Biasanya memiliki tujuan untuk mencari tumbal manusia dengan cara mengganggu dan mencelakakan pengendara yang melintas.
“Seperti menutup mata pengendara agar kecelakaan dan meninggal dunia. Ada juga makhluk halus buangan dari berbagai tempat, karena tidak memiliki tempat mereka tinggal disini,” tambahnya.
Warga lain, Wanto, mengatakan sepanjang Jalan Pramuka banyak yang menaruh rajah untuk mencari tumbal. Sifat tergesa-gesa dan pikiran yang kosong merupakan sasaran empuk bagi mahluk gaib. Ia mengaku pernah mendengar suara rintihan minta tolong. “Waktu itu pas magrib mau ke Ungaran Barat, dengar rintihan suara minta tolong dengan suara yang keras. Waktu mendengar suara itu, langsung ada angin besar yang menghantam saya. Tapi saya langsung tancap gas,” akunya.
Warga setempat berharap sepanjang Jalan Pramuka terutama yang sepi diberi penerangan yang cukup. Supaya memudahkan pengendara yang melintas. “Ya kalau mau berkendara, harus dalam kondisi stabil dan jangan lupa membaca doa agar selamat dan tidak diganggu makhluk halus,” tambahnya. (mg/fth)