RADARSEMARANG.COM – Benteng Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa menyimpan sejuta sejarah dan kisah mistis. Konon bangunan tua ini dijaga siluman ular. Bahkan, sejumlah warga sampai sekarang masih kerap melihat sosok penampakan perempuan atau Noni-Noni Belanda.
Benteng ini dibangun tahun 1834 dan selesai tahun 1845. Dulunya berfungsi sebagai barak militer, penjara militer, serta sebagai gudang logistik perang. Saat penjajahan Jepang, benteng ini digunakan penjara bagi orang-orang Eropa yang mencoba untuk melawan pemerintahan Jepang.
Sejarah kelam tersebut ternyata membuat gedung tersebut banyak menyimpan kisah mistis. Bangunan sudah tampak kusam dan tidak sedikit yang rusak. “Saya di sini sudah sepuluh tahun. Saya diajak pak Setiawan merawat bangunan yang ada disini,” kata Anggota Raptor Benteng, Dwi Prasetiyo, yang tinggal di salah satu bangunan benteng.
Ia bukan orang Ambarawa melainkan asli Getasan. Tetapi bisa tinggal di area Benteng Fort Willem I karena tempat bekerja di dekat benteng. Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya selama sepuluh tahun hingga sekarang. Ia lantas mengajak untuk mengelilingi beberapa bangunan di Benteng Pendem. Sebelum berkeliling, ia mengajak berdoa terlebih untuk arwah di area benteng.
Salah satu bangunan yang menarik berada di tengah area persawahan. Bangunan tersebut dikenal sebagai Gedung Merah. “Kalau di Gedung Merah merupakan pusat dari penunggu yang rese. Ada Blorong atau siluman ular. Agak jail dan suka mengganggu” ungkapnya.
Sebelum menuju ke Gedung Merah, ada gedung yang dulu digunakan sebagai gudang penyimpanan logistik dan tempat menaruh ternak seperti gajah dan kuda. Di salah satu ruangan gedung terdapat parit air yang tidak pernah kering walaupun di musim kemarau. “Gedung ini biasanya digunakan petani untuk berteduh. Tapi kalau malam suasananya agak bikin merinding,” katanya.
Ia mengaku kerap melihat penampakan noni Belanda dan anak-anak kecil. Biasanya muncul malam hari di salah satu lorong menuju ke gedung kembar. Lorong berbentuk setengah lingkaran dengan beberapa pintu di dalamnya. Gedung kembar tersebut dulunya sebagai barak militer serta penjara militer. Saat ini di beberapa ruangan masih digunakan tempat tinggal hunian. “Beberapa ruangan sudah ditinggalkan penghuninya dan kondisinya sudah mulai lapuk dan lembab. Karena banyak tumbuhan yang menjalar,” ujarnya.
Suasana mistis memang begitu terasa saat memasuki kawasan gedung tersebut. Bagi yang memiliki kepekaan penglihatan atau indra keenam pasti langsung bisa merasakan. Tak jarang, penghuni benteng kerap memberikan gambaran kondisi pada masa lampau. Tyo mengaku ada satu gedung yang sulit untuk dibersihkan. Karena di bangunan tersebut terdapat penjaga yang ditugaskan untuk menjaga benteng secara keseluruhan. Serta kondisinya bangunan yang sudah rapuh dan dipenuhi tumbuhan menjalar. “Itu dulu terdapat pasak pertama pembangunan benteng. Jadi bangunan pertama kali yang dibangun,” akunya. (nun/fth)