RADARSEMARANG.COM – Ereveld Candi merupakan makam pahlawan khusus militer Belanda di Kota Semarang. Konon kompleks makam ini masih menyimpan kisah mistis. Sering terdengar suara anak-anak dan derap langkah kaki.
Kompleks makam ini dibangun April 1949. Memiliki desain berbentuk segitiga dengan dipagari pepohonan dan kanal kecil. Taman makam pahlawan khusus Belanda ini berada di atas bukit di Jalan Taman Jenderal Sudirman No 4, Bendungan, Gajah Mungkur. Ereveld Candi yaitu salah satu dari dua ereveld yang berada di Kota Semarang, selain Ereveld Kalibanteng.
Dibangun perwira militer dari Brigade T ketika mendarat pada tanggal 12 Maret 1946. Di ereveld ini hanya dimakamkan prajurit Belanda yang telah tewas. “Disini ada 1100 makam. Itu semuanya dari KNIL dengan berbagai pangkat,” ujar Isa Adi, penjaga Ereveld saat ditemui RADARSEMARANG.COM.
Penataan makam pahlawan ini begitu rapi dan terasa nyaman. Tapi tetap saja ada masih ada kesan angker dan mistis. Mulai suara anak-anak kecil dan beberapa derap langkah militer hingga sosok yang muncul. Isa mengaku pernah bertemu dengan sosok saat awal-awal menjadi penjaga di Ereveld Candi. Sosok yang muncul, diyakini sebagai Van Hendrik. Merupakan tuan tanah di Kota Semarang. “Pas awal-awal pernah melihat sosok misterius. Ibaratnya kita seperti kula nuwun,” ujarnya.
Ia mengaku berbagai suara yang muncul sudah dianggap biasa. Saat sedang beristirahat, ia kerap mendengar seperti orang berbicara dan berjalan serta suara anak-anak. Terkadang juga ada suara pasukan berjalan. Baginya, yang penting tidak ada niatan mengganggu maka mereka tidak akan mengganggu. “Suaranya kadang terdengar seperti orang berbicara dengan bahasa belanda. Itu sudah biasa,” akunya.
Isa Adi menambahkan, tidak ada pemugaran makam. Setiap hari terdapat perawatan untuk nisan. Area Ereveld Candi memiliki luas sekitar 1,5 hektar serta terdapat salah satu monumen di tengah-tengah area. Berbeda dengan Ereveld yang ada di Kalibanteng yang notabene untuk pemakaman warga sipil, di Ereveld Candi ini merupakan pemakaman bagi militer.
“Biasanya setahun sekali ada keluarga yang berkunjung seperti ziarah. Kemudian juga ikut memperingati beberapa momen hari-hari tertentu dengan memasang bendera setengah tiang,” tambahnya. (nun/fth)