RADARSEMARANG.COM – Sebuah bukit atau gundukan berdiri di sisi kiri jalan menuju ke Universitas Negeri Semarang (Unnes). Warga sekitar sering menyebutnya dengan Gunung Ledek. Kata Ledek berasal dari sebutan orang kejawen tentang sinden dan penari keliling. Konon, ada cerita mistis yang bikin bulu kuduk berdiri. Warga yang melintas sering mendengar adanya suara gamelan Jawa pada malam hari.
Lokasi Gunung Ledek berada di Jalan Sekaran Raya, Dusun Trangkil, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati. Tepat di depan gunung ledek ada sebuah jurang yang hanya dipisahkan oleh jalan utama menuju kampus. Saat ini jalan tersebut memang sudah ramai dan bahkan ada yang mendirikan rumah di area Gunung Ledek.
Tak memungkiri adanya cerita seram di sana, salah satunya dialami Supriyono, peternak yang sering mencari rumput di area Gunung Ledek. Dia bercerita, ‘penunggu’ Gunung Ledek kerap menampakkan diri pada warga yang melintas atau mencari pakan untuk hewan ternak mereka. Wujudnya macam-macam. Namun yang ia pernah temui adalah penampakan sosok penari perempuan dengan iringan suara gamelan Jawa. “Itu posisi jam 10 malam, Mas. Saya kira ada hajatan di dekat situ,” terang Supriyono saat ditemui RADARSEMARANG.COM.
Saat ditanya mengenai sosok yang ada di Gunung Ledek, Supriyono mengaku saat pertama kali melihat sosok penari, ia tak menggubris dan fokus mencari pakan. Tetapi timbul rasa penasaran yang akhirnya membuatnya mencari sosok tadi. Posisi makhluk astral tersebut berada di sebuah batu tepat di kaki Gunung Ledek.
Ia menjelaskan, sosok tersebut memiliki paras cantik dengan rambut yang disanggul, memakai kemben dan selendang berwarna hijau khas penari zaman kerajaan Jawa tempo dulu. “Saya kan cari pakan di bawah. Terus lihatnya ada di atas batu besar itu (menunjuk posisi batu). Dia nari-nari dan habis itu kedengaran suara gamelan,” tuturnya
Gunung Ledek dahulunya merupakan sebuah bukit besar dengan luas puluhan hektare. Namun seiring perkembangan zaman dan karena kontur tanah di daerah itu yang tidak stabil, bhukit ini semakin terkikis. Kini yang tersisa tidak ada seperempat dari bentuk aslinya. “Aslinya itu luasnya hampir sampai ke (bekas) bonbin Tinjomoyo. Cuma karena tanah di sini labil. Jadi makin habis,” jelasnya
Tak hanya perempuan penari saja yang menghuni bukit yang memiliki tinggi kurang lebih 30 meter ini. Tetapi sosok-sosok lain juga sering menunjukkan eksistensinya. Salah satu entitas gaib yang paling dominan selain penari adalah siluman ular berkepala manusia yang berada di puncak dari bukit Ledek.
Dulunya Gunung Ledek sering dijadikan tempat untuk mencari nomor togel. Warga yang mencari togel sering membawa sesaji berupa kembang tujuh rupa, kopi hitam, dan juga rokok. Namun semenjak dijaga Supriyono, hal tersebut sudah tidak ada lagi. Ia sering membuang sisa-sisa sesaji yang ada dan juga mengimbau untuk tidak melakukan praktik seperti itu lagi.
Cerita lain datang dari Yudha, penjaga warung di dekat Gunung Ledek. Ia pernah mengalami kecelakaan dan menabrak Gunung Ledek saat hendak membuka warung. Ia melihat seperti ada orang yang melintas di tanjakan sebelum Gunung Ledek. Kejadian tersebut ia alami pada pukul 06.00.
“Saya naik motor waktu itu dan tiba-tiba ada yang lewat cepet banget. Pas tak lihat keb elakang nggak ada apa-apa. Pas balik ke depan lagi langsung nabrak,” ucap Yudha saat ditemui RADARSEMARANG.COM di warungnya.
Meski Gunung Ledek menyimpan segudang cerita misteri, ada rencana membuat spot kebun raya dan taman eduwisata di area Gunung Ledek. (cr6/ton)