RADARSEMARANG.COM – Gedung Marta Bardjunet atau yang lebih dikenal dengan Gedung Marba merupakan salah satu bangunan ikonik di kawasan Kota Lama Semarang. Di balik eksotisme bangunan yang berusia lebih dari 100 tahun ini, ada cerita mistis yang bikin merinding. Konon, sosok wanita bergaun merah sering menampakkan diri di jendela lantai dua gedung yang dibangun pada pertengahan abad XIX ini.
Gedung Marba berada di Jalan Letjend Suprapto Nomor 33. Tepatnya di seberang Taman Srigunting. Bangunan dua lantai ini, menjadi salah satu spot favorit para pelancong untuk berfoto. Fasadnya cukup menarik. Lokasinya strategis, berada simpang tiga jalur utama. Di balik keindahan bangunan bersejarah ini, beredar cerita seram. Salah satunya dialami Setiawan, penjaga sepeda hias di Taman Srigunting.
Dia bercerita, ‘penunggu’ Kawasan Kota Lama memang kerap menampakkan diri. Wujudnya macam-macam. Namun yang ia alami sendiri adalah penampakan sosok perempuan berambut panjang sepinggang dan pakai gaun warna merah. “Nggak tahu itu darah atau memang merah,” terang Setiawan saat ditemui RADARSEMARANG.COM.
Mengenai soal sosok yang ada di Gedung Marba, Setiawan mengaku saat pertama kali melihat sosok itu ia menghiraukan. Namun semakin diperhatikan, wujud sosok tersebut semakin jelas. Posisi entitas gaib tersebut berada di jendela lantai dua yang sudah tidak tertutup kaca. Sosok tersebut memiliki paras putih pucat dan gaun merah berenda, layaknya baju tidur khas zaman Belanda.
“Aku lihatnya di situ (jendela tanpa kaca). Posisinya menghadap ke belakang. Tak pikir cuma halusinasi. Tapi habis itu langsung merinding sebadan,” ceritanya sembari menunjuk lokasi penampakan.
Tak hanya perempuan bergaun merah saja, sejumlah sosok lain juga pernah menampakkan diri. Seperti pocong, sosok anak kecil, hingga sosok tinggi besar yang melebihi Gedung Marba. “Kalau yang punya kelebihan (six sense). Pasti bisa lihat di situ isinya apa aja,” imbuhnya.
Selama 10 tahun ia menjadi penjaga sepeda hias di tempat yang tepat berhadapan langsung dengan Gedung Marba, Setiawan juga merasakan kejanggalan di sana. Ia memperhatikan jendela yang ada di lantai dua selalu tampak bersih meski berada di bagian luar bangunan. Berbeda dengan jendela-jendela di lantai satu yang mulai usang dan ada yang pecah.
“Kan itu aneh, lantai dua bisa bersih tapi lantai bawah malah kayak nggak kerawat. Padahal di atas itu belum difungsikan total. Saya juga jarang lihat ada orang yang membersihkan jendela lantai dua itu,” akunya
Cerita lain datang dari Norman, penjaga Gedung Marba. Ia pernah mendengar suara langkah kaki di lantai dua. Itu ia alami ketika kali pertama Gedung Marba difungsikan setelah renovasi. Kejadiannya pukul 22.00, padahal di lantai dua tidak ada aktivitas apa pun.
“Waktu awal saya berjaga lagi, tempatnya belum sebersih sekarang. Saya denger ada suara orang jalan di lantai atas. Pas saya datangi kosong tidak ada siapa-siapa,” ujarnya
Norman bercerita, para pekerja bangunan yang dulu merenovasi gedung berbata merah ini, juga tak luput dari gangguan makhluk astral. Bahkan gangguannya cukup ekstrem. Seperti barang yang dilempar atau hantaman keras ke dinding.
“Jujur macem-macem, Mas. Kayak yang menunggu di sini itu nggak seneng gedungnya dipakai lagi,” tambahnya
Meski Gedung Marba memiliki kisah mistis. Kini Gedung berarsitek neoklasik ini telah digunakan sebagai kantor advokasi dan konsultan hukum. (cr6/zal)