26 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Penampakan Noni Belanda di Balkon dan Tangga Gedung Kuning Ungaran

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Gedung Kuning di Kabupaten Semarang, berdiri sejak 1916. Dulunya merupakan bangunan mewah. Sejak kemerdekaan, Gedung tersebut mulai ditinggalkan.

Kini menjadi bangunan tua, kosong, dan terkenal angker. Banyak yang membicarakan adanya penampakan noni Belanda dan pasukan tentara di gedung yang terletak di Kecamatan Ungaran tersebut.

Bangunan ini sangat kental dengan nuansa Belanda. Setiap konstruksi di sudut bangunan terlihat kokoh. Pada era karesidenan, gedung ini digunakan sebagai rumah singgah para pejabat Belanda, untuk mengolah perkebunan dan sebagai kantor niaga.

Cerita yang paling terkenal adalah penampakan noni Belanda bernama Berty. Tidak hanya malam, noni juga kerap menampakkan diri saat sore.

“Menampakkan diri di atas balkon, biasanya berdiri atau duduk santai,” kata Sektiantoro, warga setempat.

Cerita tersebut menarik perhatian wartawan RADARSEMARANG.COM untuk berkunjung. Wartawan koran ini datang saat langit sudah gelap. Di lokasi, suasananya begitu tenang. Tanah masih basah, setelah hujan mengguyur saat sore. Kondisi bangunan terlihat mangkrak. Sebagian besar dinding sudah berlumut. Cat juga banyak yang mengelupas. Saat itu, suasana sekitar sangat gelap. Perkampungan sekitar juga tidak menunjukkan aktivitas. Koran ini pun mencoba mengulik lebih dalam suasana dalam gedung. Kondisinya sangat lembab.

“Kalau masuk ke dalam gedung harus sopan. “Mereka” akan menerima jika kita sopan,” ujar Sektiantoro.

Ia bercerita, pernah ada yang datang dengan kesombongan dan akhirnya malah muntah darah. Selain penampakan noni Belanda, kata Sektiantoro, juga ada pasukan tentara yang menjaga. Biasanya berdiri di depan pos gedung. Lokasinya di pintu masuk gedung.

Kalo Berty biasanya memiliki spot-spot kesukaan untuk menampakkan diri, seperti di tangga, balkon kamarnya, dan di balkon depan,” ceritanya.

Suasana semakin merinding ketika wartawan koran ini naik menuju tangga penghubung lantai dua. Lokasi favorit Berty menampakkan diri. Sesekali angin berhembus kencang.  Sesekalai koran ini menengok kanan, kiri, dan belakang. Memastikan aman-aman saja. Keheningan penelusuran langsung pecah ketika Sektiantoro menunjukkan kamar noni. “Ini di sini kamarnya Berty,” katanya. Seketika koran ini melihat ruangan yang dimaksud.

Ruangan kamar itu kosong. Atapnya banyak yang jebol. Bahkan beberapa sudut sudah ditumbuhi tanaman liar.

Langkan wartawan koran ini terhenti ketika Sektiantoro maju dan menerangi sebuah balkon bagian belakang Gedung Kuning. “Selain di tangga, kehadiran Berty juga sering terlihat di balkon bagian belakang ini,” katanya.

Eksplorasi ruangan dilanjut ke lantai dasar.  Sektiantoro juga menunjukkan pos penjagaan. Di tempat itu, sang penjaga juga sering menampakkan wujudnya. Memiliki perawakan tinggi, besar, dan hitam.

Sektiantoro bercerita, penampakan tidak hanya di bagian Gedung Kuning saja, tapi terjadi di sekitaran gedung dan rumahnya. Meski begitu, ia tak pernah melihat secara langsung penampakan tersebut.

Namun ketika dia sedang duduk di teras rumah sekitar pukul 02.00, ia merasakan hawa panas. Ia pun kemudian mengecek CCTV yang telah ia pasang sebelumnya. “Saya cek (CCTV), ternyata benar adanya, tidak berbentuk tapi seperti cahaya merah menyala. Berada di sebelah kursi yang sebelumnya saya duduki. Kemudian lama kelamaan menghilang,” katanya.

Hidup kita ini memang berdampingan satu sama lain, saling mengisi dan berjalan sendiri-sendiri, asalkan mereka dan kita tidak saling menganggu, tidak akan ada hal aneh yang muncul atau mengusik. Kita berjalan dalam dimensi kita, dan mereka menyeimbangi dari dimensi mereka sendiri. (mg20/mg18/zal)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya