32 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Anak-Anak Berwajah Pucat Kerap Muncul di Sekitar Polder Tawang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Berdasar cerita yang beredar, sejumlah ‘penghuni’ Polder Tawang kerap menampakkan diri. Wujudnya anak-anak kecil dan orang zaman kolonial Belanda, sebagian penampilannya compang-camping. Ingin membuktikan cerita mistis di sana, Wartawan RADARSEMARANG.COM, Hawin dan Bambang, mengunjungi polder yang berada di kawasan Tawangsari tersebut.

Malam itu, suasana Polder Tawang tak seperti biasanya. Gelap gulita. Lampu penerangan di sekeliling polder tak menyala. Sejak PPKM memang lampu sengaja dimatikan. Supaya tidak digunakan untuk nongkrong.

Jam di ponsel menunjukkan pukul 21.16. Suasananya benar-benar sepi. Tak banyak orang lalu lalang. Apalagi saat itu juga baru saja diguyur hujan.

Hawin dan Bambang berkendara mengelilingi polder. Baru beberapa menit, aura merinding langsung menyelimuti. Apalagi saat melintas di dekat lokomotif tua yang dipajang di depan Stasiun Tawang. Untuk menghilangkan rasa merinding dan mengusir hawa dingin, Hawin dan Bambang memutuskan untuk berhenti di warung kopi di sekitar polder.

Obrolan dengan sang pedagang pun langsung menjurus ke hal-hal mistis. Bahkan ia pernah mengalaminya sendiri. Melihat langsung sosok  anak-anak kecil bermain di area lokomotif tengah malam.

“Saat itu malam-malam saya mau beberes dagangan. Saya mendengar anak-anak ramai banget dari arah sekitar lokomotif,” kata pedagang yang namanya enggan dikorankan.

Nggak mungkinkan anak-anak main tengah malam, saya penasaran mas,” imbuhnya.

Merasa penasaran, ia pun mencoba memastikan siapa yang bermain di lokomotif. Ketika mendekat, baru berjarak tujuh meter dari lokomotif, salah satu sosok anak tersebut menoleh dan melihat sang pedagang.

“Tatapan anak itu kosong. Memakai baju biasa, wajahnya pucat dan hanya diam melihat ke arahku,” ceritanya.

Ia pun langsung berbalik arah dan cepat-cepat kembali membereskan dagangannya kemudian pulang. Menurutnya, anak-anak kecil itu, adalah korban yang dulu pernah tenggelam ke polder.

“Memang tidak banyak orang yang melihat sosok tersebut. Tapi kalau kondisi sepi terkadang mereka menampakkan diri,” ujarnya.

Setelah mendengar cerita dari pedagang kopi tadi, Hawin dan Bambang penasaran, ingin melihat lebih dekat lokomotif tersebut. Benar saja, ketika bulu kuduk langsung berdiri. Baru saja memarkirkan motor, Bambang tiba-tiba merasakan pergelangan kakinya sakit. Namun hal itu tidak dihiraukan. Mungkin kecapekan.  Namun Hawin ternyata juga merasakan. Kakinya mulai panas. Bambang pun mengeluh kakinya semakin sakit ketika untuk berjalan. Hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk putar balik. Dan benar saja, setelah pergi dari polder seketika itu juga kakinya tidak lagi sakit.

“Sepertinya digondeli sosok anak-anak tadi, setelah di luar area polder ini sudah nggak sakit,” kata Bambang.

Karena masih penasaran dengan cerita pedagang kopi, wartawan ini mencari tahu melalui rekannya yang kebetulan anak indigo, namanya Mega. Setelah mengirim beberapa jepretan foto, Mega berkomentar kalau sosok yang ada dalam foto banyak sekali.

“Ini ada di dekat kereta, di pinggir danau, di atas kereta, banyak sekali itu anak-anak,” katanya.

“Kalau sepanjang trotoar juga banyak, orang-orang zaman penjajahan,” imbuhnya.

Menurutnya, jumlah sosok anak-anak yang ada di dalam foto berjumlah puluhan. Mereka sedang asyik bermain di atas kereta dan di dekat kereta. Sedangkan orang-orang yang dari zaman penjajahan Belanda, sedang berjalan di trotoar dekat polder.

“Maaf tampilannya compang-camping kaya korban penjajahan gitu mas,” ujarnya.

Mega mengatakan, kebanyakan sosok yang muncul adalah zaman Belanda dan ada juga korban yang pernah tenggelam di Polder. Mega menambahkan, orang-orang yang melihat biasanya melihat anak-anak kecil yang bermain.“Mereka yang ada di Polder Tawang juga tidak mengganggu,” tandasnya. (cr7/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya