32 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Noni Belanda di Balik Jendela GOR Jetayu

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Bangunan-bangunan di kawasan Jetayu terkenal sebagai saksi bisu sejarah Pekalongan. Banyak gedung peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda di sana. Konon, di beberapa sudut kawasan tersebut sering ada penampakan hantu berpakaian khas Belanda. Tak terkecuali di GOR Jetayu.

Jumat (18/6/2021) malam itu, kawasan Jetayu sudah tergolong sepi. Padahal baru pukul 21.00. Masih ada beberapa pedagang kaki lima. Itu pun sedang bersiap-siap menutup lapak mereka. Jalanan juga lengang. Sejak pandemi, kawasan yang biasanya jadi pusat keramaian ini memang sepi.

Bermodal cerita-cerita mistis yang berkembang di masyarakat tentang kawasan itu, wartawan koran ini datang ke sana malam itu. Sendiri. Sebenarnya akan ke gedung bekas Kantor Residen Pekalongan. Sebab, cerita mistis paling kuat ada di sana. Namun, tak ada akses masuk. Gerbang terkunci. Tak tampak penjaga di sana yang bisa dimintai izin masuk.

“Tapi GOR Jetayu itu juga ngeri kok. Banyak yang lihat perempuan berpakaian Belanda di sisi utara GOR itu. Coba saja ke sana,” kata seorang warga yang saat itu melintas dan berhenti karena melihat wartawan koran ini berdiri di depan gerbang kantor Residen.

Katanya, selain penampakan perempuan Belanda, juga banyak yang mendengar suara-suara yang tak diketahui dari mana asalnya. Di antaranya, suara hentakan kaki serdadu, tangisan, dan riuh anak kecil bermain-main.

“Tapi di sana gelap. Juga kalau jam segini sudah sepi. Tapi paling masih ada anak muda nongkrong,” katanya.

Wartawan koran ini akhirnya ke sana. Benar, sudah sepi. Hanya beberapa lampu gedung yang masih menyala. Ada beberapa sepeda motor terparkir. Tapi dari kejauhan tak terlihat pemiliknya.

Turun dari sepeda motor, wartawan koran ini berjalan ke arah Warung Apresiasi Seni (Wapress). Tempat itu ada di belakang GOR Jetayu. Tetapi masih sekompleks.

Suasananya memang beda karena sepi, gelap, dan hening. Suara klakson kendaraan dari kejauhan sampai terdengar. Tak ada suara lain selain serangga.

Tak ada kejadian apa-apa, akhirnya wartawan koran ini kembali. Kali ini mencoba menuju tempat yang dikatakan warga tadi. Di sisi timur GOR.

Dibanding di Wapress, sisi timur GOR ini, lebih gelap. Banyak daun gugur berserakan. Tampak kelelawar terbang di sekitaran. Suasananya memang mencekam. Terpengaruh cerita warga tadi, wartawan koran ini jadi merinding. Tubuh bergidik.

Tetapi tak ada penampakan perempuan Belanda. Hanya sempat kaget karena sesuatu jatuh dari pohon. Agak jauh dari tempat berdiri. Karena gelap, akhirnya memilih kembali ke tempat parkir alih-alih menengok sesuatu yang jatuh itu.

“Kalau saya sih tidak pernah lihat. Tetapi anak saya, yang pernah saya ajak ke sini, pernah nangis ketakutan. Katanya lihat wong gede ireng (orang besar hitam) di sana,” kata Titin, salah satu pedagang kaki lima di dekat GOR Jetayu sambil melipat tikar lapak.

Berbeda cerita dengan yang dialami Achwan. Seorang fotografer asal Tangkil, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, ini pernah suatu kali memotret model di GOR Jetayu. Saat hendak memotret, ia melihat seorang wanita berambut panjang melintas di balik jendela pintu.”Melintas, tetapi pas di jendela berikutnya tidak. Tidak tahu ke mana. Saya lihat, sepi di depan. Semua pintu juga terkunci,” ceritanya. (nra/zal)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya