RADARSEMARANG.COM – Sebuah gedung tua bekas pabrik gas di Jalan Sleko Semarang menyimpan sejarah panjang. Suara misterius sering terdengar dari bangunan yang berusia lebih dari seabad ini.
Semarang merupakan sebuah kota yang memiliki banyak gedung-gedung peninggalan zaman Belanda. Salah satunya adalah sebuah gedung bekas pemasok gas yang berada di Kelurahan Bandarharjo tepatya di Jalan Sleko No 17.
Dulunya gedung ini merupakan sebuah pabrik pemasok gas yang ada di Semarang. Gedung yang bernama Nederlandsch-Indische Gas Maatschappij ini memulai produksi pada 1897, seperti tulisan angka tahun yang masih terlihat jelas di tembok gedung. Namun pada awal tahun 1980-an pabrik yang satu ini ditutup karena berbagai permasalahan.
“Dulunya ini pabrik gas buatan mas, namun ada beberapa permasalahan seperti pelanggannya mulai berkurang kemudian ada permasalahan berkaitan dengan pencemaran udara dan itu yang membuat pabrik ini akhirnya tutup,” ujar Karno sebagai penjaga gudang.
Selain beberapa hal yang diungkapkan oleh penjaga pabrik tersebut, kebocoran pipa gas sepanjang 80 kilometer yang melayani beberapa pelanggan seperti Rumah Sakit Elisabeth, Rumah Sakit dr Kariadi, Rumah Sakit Telogorejo dan Rumah Sakit Panti Wiloso serta biaya produksi yang tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan ikut menjadi penyebab pabrik ini tutup.

Kondisi pabrik yang saat ini sudah dicat kembali untuk mengurangi nuansa mistis. Namun, dulu pabrik ini dikenal sebagai bangunan angker oleh warga sekitar. Cerita demi cerita mengalir ke masyarakat. Mulai dari ada yang mendengar suara-suara aneh seperti orang bercanda sambil bekerja. Suara langkah kaki misterius juga kerap terdengar di sekitar gedung. “Itu dulu mas, kalau sekarang sudah tidak ada apa-apa,” ungkapnya.
Selain dulu kondisi pabrik yang masih belum ada perbaikan dan dicat ulang, perlintasan kereta api yang berada di samping pabrik tersebut juga menambah cerita keangkeran. Sering terjadi kecelakaan di jalur kereta api tersebut. Masyarakat sekitar sering mengaitkan hal tersebut dengan pabrik yang sekarang menjadi gudang Elpiji, sehingga terkesan angker.
“Kalau sekarang sudah tidak ada apa-apa mas, kan sekarang sudah mulai ramai dan gudangnya pun sudah dicat ulang,” tuturnya.
Kini gedung tersebut sudah berada di bawah pengawasan PT PGN (Persero) Cabang Semarang dan menjadi gudang LPG. Karno mengaku sekarang sudah tidak merasakan hal yang berkaitan dengan makhluk halus atau mendengarkan suara-suara yang aneh selama ia berjaga. (mg19/ton)