30 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Watu Tugu Diyakini Jadi Tempat Pembuangan Makhluk Gaib

Situs Watu Tugu, Tugurejo Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Situs Watu Tugu yang terletak di Tugurejo, Kecamatan Tugu, Semarang merupakan nsalah satu cagar budaya Kota Semarang. Bentuknya serupa monumen tugu bulat panjang dan meruncing ke atas. Sebuah duplikat Candi Gedongsongo yang dibangun sekitar 1980-an menjadi penambah keunikan tempat ini.

Ada beberapa versi yang beredar tentang fungsi Watu Tugu. Liem Thian Joe dalam buku Riwajat Semarang (1933) menyebut tugu tersebut merupakan tanda batas wilayah Majapahit dan Pajajaran. Versi lain, Arkeolog Tri Subekto mengatakan tugu tersebut adalah caitya, bagian dari tempat beribadatan di masa lalu.

Berbagai cerita mistis ikut mewarnai keberadaan Watu Tugu. Di bawah tugu, sekitar 20 meter, terdapat gua. Sejak dulu digunakan sebagai tempat pertapaan. Konon, di dalam gua tersebut ada ular pusaka dan singa sebagai penunggu.

Sumarto, yang pada 2003-2016 ditugasi mengurus situs itu bercerita, di Watu Tugu ada lima sosok penjaga. Yaitu kera, singa, laki-laki berjubah putih, perempuan tua dan perempuan cantik yang dikenal dengan nama Nyai Rembulan. Selain ada sosok penjaga, di samping tugu terdapat makam yang diyakini merupakan seorang syekh penyebar agama Islam di wilayah Tugurejo. “Di gua itu biasa buat bertapa. Orang Jawa menyebutnya tapa pati geni, bertapa di situ selama tiga hari tanpa makan, tanpa minum, tanpa melihat matahari,” tuturnya.

Selama 13 tahun menjadi pengurus situs tersebut, Sumarto bercerita pernah diteror hal gaib melalui mimpi. Semua lantaran kepala patung sapi atau Nandi di Watu Tugu hilang. Ia diharuskan mencari sampai ketemu.

“Habis Subuh, saya langsung ke candi untuk mencari kepala yang hilang, sempat tidak ketemu. Namun setelahnya saya dapat petunjuk melalui mimpi, saya temukan masih di sekitaran candi lalu saya kubur di tempat yang orang-orang tidak tahu,” kata dia.

Selain sebagai tempat pertapaan, Watu Tugu juga diyakini menjadi tempat pembuangan makhluk gaib. Bahkan menurut Sumarto, penghuni Lawang Sewu juga ada yang dipindah ke lokasi tersebut.

“Sering ada tamu yang berkunjung ke candi, dari padepokan-padepokan, ya ngasah ilmu. Dulu juga pernah setan-setannya Lawang Sewu dipindah di sini karena di sana terlalu banyak dan mengkhawatirkan,” ucap pria asli Jogja itu.

Saat ini, kondisi candi tugu tidak terawat. Bahkan tidak ada pengganti pengurus sejak Sumarto mundur pada 2016. Watu Tugu malah sering digunakan sebagai tempat minum minuman keras hingga pacaran. Namun menurut Sumarto, masih ada orang yang sering ke sana untuk bertapa dan sembahyang.

“Ada orang yang rutin ke candi untuk sembahyang, itu orang Tionghoa yang bertempat tinggal di Mataram,” jelasnya. (mg7/mg8/ton/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya