RADARSEMARANG.COM – Terowongan di sekitar kampus Unisbank Bendan Duwur, Kota Semarang dikenal penuh misteri. Bagi sebagian orang, sering merasakan merinding ketika melewatinya.
Terowongan yang berada di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur ini dibangun sekitar tahun 1980-an. Bangunan ini merupakan bagian dari jalan tol yang menghubungkan Krapyak dengan Jatingaleh.
Sampai saat ini kisah misteri yang terkadang tidak logis pun masih kerap diceritakan masyarakat sekitar terowongan tersebut. Munculnya cerita misteri bukan tanpa sebab. Penelusuran data, pernah terjadi peristiwa menghebohkan pada 1989.
Ditemukan sepasang muda-mudi gantet saat melakukan hubungan suami istri di semak-semak sekitar terowongan. Kemudian mereka sampai dilarikan ke rumah sakit. Cerita itu pun diakui oleh masyarakat sekitar terowongan. Banu Septiawan, 47, warga Kelurahan Bendan Duwur mengatakan jika cerita peristiwa tersebut didukung pernah terjadi penemuan mayat di tahun 90 – an. “Saat itu saya memang masih kecil dan itu ramai sekali,” kata Banu.
Kemudian dari rentetan peristiwa tersebut menyulut pemikiran masyarakat jika tempat tersebut angker. Sampai sekarang pun warga setempat masih mempercayai itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkholis, 41, warga Kelurahan Bendan Duwur yang lain. Disebutkannya, rentetan peristiwa lain yakni sering terjadi kecelakaan di dalam terowongan. Sampai-sampai muncul kepercayaan di masyarakat, ketika melintasi terowongan harus membunyikan klakson. “Istilahnya permisi numpang lewat gitu,” kata Nurkholis.
Rimbunnya semak, tidak adanya penerangan, serta banyaknya coretan vandalisme membuat suasana terowongan kian seram. Apalagi kalau pas malam hari yang memang tidak ada penerangan apapun di dalam terowongan tersebut. “Kalau di atas jam 22.00 sudah jarang yang melintas itu setahu saya,” katanya.
Cerita yang sering muncul dari warga sekitar adalah adanya kuntilanak merah yang mengganggu pengendara yang lewat. Ada juga bau kentang atau singkong bakar yang tercium ketika melintas di terowongan. Kisah-kisah ini menjadi urban mystery yang terus berkembang di sekitar Bendan Duwur.
Lurah Bendan Duwur Santoso Wahyu Mahardi menyebutkan, upaya memberikan penerangan di terowongan tersebut memang sudah pernah dilakukan oleh warganya. “Warga sekitaran Talangsari pernah memberikan penerangan karena kalau dari arah Menoreh menuju Talangsari, jalan pintasnya ya melintas di terowongan itu,” kata Santoso.
Namun upaya tersebut tidak bertahan lama. Lampu yang sudah diganti tetap mati. Sampai sekarang warga pun membiarkan dalam terowongan tetap gelap. Bahkan tidak adanya penerangan tersebut sebenarnya membuat rawan aksi kriminalitas. “Kalau tidak ada penerangan juga bahaya kalau malam khususnya,” ujarnya. (ewb/ton/bas)