RADARSEMARANG.COM, Bidang peternakan tidak selalu dikerjakan oleh kaum laki-laki. Perempuan pun bisa mengelola dan menjalankan pekerjaan tersebut.
Seperti Maudiya Eka Safriyanti, gadis asal Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal ini merupakan usaha milik keluarganya, namun ia dipercaya penuh untuk mengelola peternakan bebek milik kelurganya.
Peternakan bebek milik keluargnya berada di dua lokasi, yakni di wilayah Singorojo, Kendal, dan Bantir Sumowono. Di mana ia kini memegang peternakan yang berada di wilayah Singorojo yang memiliki kurang lebih 3.000 ekor bebek petelur.
“Untuk panen telurnya setiap pagi biasanya diambil saat jam tujuh pagi. Dan jumlah telur yang bisa dipanen bisa mencapai 2.000 butir,” ujar peternak milenial ini.
Jumlah tersebut lebih sedikit dengan jumlah bebek yang ada, dikarenakan terdapat bebek yang sudah susah untuk bertelur, bahkan terdapat yang memang sudah tidak bisa bertelur atau tidak produktif (afkir).
Gadis kelahiran 1998 ini memantapkan diri untuk meneruskan usaha orang tuanya karena ketertarikan dan penasaran dalam dunia perdagangan. Tapi tidak terpikirkan olehnya bahwa akan bergerak di bidang peternakan.
Hal tersebut juga bertepatan di saat dirinya resign daari pekerjaan sebelumnya, dan sang ayah kesulitan untuk meneglola peternakan yang ada di wilayah SIngorojo tersebut.
“Ini juga biar lebih efektif untuk mengelola pengeluarannya. Jadi, lebih baik untuk saat ini saya yang memegang. Dan ayah sudah mempercayakan itu kepada saya,” ungkapnya.
Namun menekuni dunia peternakan tidak selalu lancar. Kendala pasti ditemukan, mulai dari pakan hingga perawatan kandang bebek itu sendiri.
Menurutnya, untuk memberikan pakan dan perawatan setiap ternak terdapat tenaga sendiri. Serta selalu menjaga kualitas pakan yang diberikan untuk menjaga daya tahan bebek dan omega pada telurnya.
“Perawatan kandang memang harus diperhatikan dengan betul karena sangat mempengaruhi kualitas telur yang dihasilkan dan produktivitas bebek untuk bertelur,” jelasnya.
Untuk pemasaran telur sendiri sudah di beberapa kota di luar Kabupaten Kendal, seperti Temanggung dan Semarang.
Ia juga tidak menyarankan untuk menggunakan jasa ekspedisi karena risiko telur pecah tinggi. Saat ini, ia juga tengah sibuk untuk membantu progres pabrik pakan yang didirikan oleh ayahnya. (nun/aro)