RADARSEMARANG.COM, Berawal dari ketertarikan dalam public speaking membuat Khumdatul Ni’mah menjajal dunia kepewaraan atau master of ceremony (MC). Ternyata, gadis kelahiran Kendal ini belajar menjadi pewara secara otodidak.
Khumdatul Ni’mah atau akrab disapa Khumdatul ini kerap mempraktikkan kemampuan pewaranya di depan kaca. Saat belajar, dia juga membayangkan tengah membawakan acara yang luar biasa. Sejak SD, gadis 21 tahun ini kerap mengikuti lomba pidato, baca puisi, dan bermain peran. Bekal itu yang membuatnya percaya diri untuk tampil di depan umum.
“Bagi saya, semakin banyak yang menonton saya tampil membuat hati ini semangat. Kalau sedikit yang nonton malah timbul rasa nervous,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Mahasiswi Universitas PGRI Semarang ini menceritakan, menjadi pewara bukanlah hal mudah. Ada beberapa kesulitan yang harus dihadapi. Seperti melatih fokus dan perhatian audiens. Sehingga audiens tertarik dengan pembawaannya. Meski begitu, Khumdatul harus pandai menempatkan diri untuk menghadapi kesulitannya.
“Menjadi pewara juga membutuhkan penampilan yang menarik audiens. Tetapi harus nyaman bagi saya,” katanya.
Selain menjadi pewara, putri pasangan Kunari dan Lebar ini tengah sibuk mengajar. Dia juga aktif berorganisasi di kampus dan Genre Kendal. Bahkan, dia juga menjadi asisten instruktur BIPA di Upgris. Tak heran, jika Khumdatul pandai membagi waktunya dalam berbagai kesibukan. Terlebih, keluarganya mendukung segala kegiatan positif yang dilakoninya.
“Alhamdulillah saya bersyukur besar di lingkungan keluarga yang sportif apapun yang saya ingin gapai,” ujarnya.
Khumdatul berharap bisa terus meningkatkan potensi dan mengasah kemampuan dimiliki. Dia juga berencana untuk mengikuti beberapa seleksi yang sudah dipersiapkan beberapa tahun terakhir ini.
“Semoga segala usaha yang saya lakukan menjadi berkah bagi saya dan orang di sekitar saya,” harapnya. (dev/aro)