RADARSEMARANG.COM, RISA Hasna Faradila sudah menggandrungi dunia seni sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Khususnya Tari Lengger, khas Wonosobo. Gadis yang genap berusia 20 tahun ini mengaku telah mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga selama ini.
“Dari seni tari ini saya mengenal dunia luar. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian yang mengenalkan seni Tari Lengger ke masyarakat dunia,” kata gadis kelahiran Wonosobo 5 Januari 2002 ini.
Risa sejak kecil sudah memiliki banyak mimpi. Apalagi ketika melihat penari-penari profesional berlenggak-lenggok di atas panggung, keinginannya untuk belajar tari semakin besar.
“Bersyukur orang tua memberikan support. Begitu masuk SMP, saya langsung didaftarkan di Sanggar Tari Ngesti Laras sampai saat ini,” katanya.
Ternyata Tari Lengger paling mudah dihafalkan. Hal ini menjadikannya semakin betah mendalami seni tari khas kota kelahirannya. Makanya saat sekolah di bangku SMP maupun SMA, kegiatan ekstrakurikuler tari menjadi pilihannya. Baginya itu kesempatan untuk mengembangkan bakatnya.
Bersyukurnya, begitu memasuki bangku SMA mulai sering diajak ikut lomba-lomba. Risa selalu mendapatkan juara.
“Untuk manggungnya banyak banget. Tapi yang paling berkesan saat di UGM. Waktu itu saya dan tim ikut lomba tari dalam rangka Olimpiade Pariwisata ke-6 UGM. Alhamdulillah meraih juara 2 tingkat nasional,” ujarnya.
Pengalaman yang tak terlupakan juga saat tahun 2018. Dirinya menjadi bagian dari Duta Seni Kabupaten Wonosobo mendapatkan kesempatan pentas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). “Disana bertemu banyak penari dari berbagai daerah. Bisa memantaskan Tarian Lengger ke kancah nasional itu luar biasa banget,” kata exited.
Meski saat ini ia telah disibukkan menjadi mahasiswa akuntansi semester 5 di Wonosobo, aktivitasnya dalam dunia tari tidak berkurang. Ia masih sering diajak berlatih menari di sanggar.
“Jiwa saya sudah di tari. Jika ada kesempatan, saya maksimalkan dengan sebaik-baiknya,” tandasnya. (git/ida)
