RADARSEMARANG.COM, MENJADI fotografer perempuan di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) Setda Batang tak membuat Asyifa Mutiara Fatima minder. Wanita 25 tahun asal Semarang ini punya cara sendiri. Mengambil foto orang nomor satu di Kabupaten Batang agar tidak monoton.
Menurutnya, foto formal adalah salah satu yang wajib ada. Biasanya berupa foto closeup, seremonial, hingga foto bersama-sama. Di luar itu, Syfa –sapaan akrabnya— selalu mencari sudut pandang yang menggambarkan human interest-nya. Yaitu, potret yang berpusat pada aktivitas juga menggambarkan suasana. Cara apapun ditempuh agar mendapatkan foto dengan angle foto terbaik. Tentunya dengan memperhatikan kesopanan.
“Objek foto yang diambil adalah gaya resmi pimpinan dan sudut human interest-nya. Tidak semua foto yang diambil close up. Supaya tidak bosan kok close up semua,” ucapnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Tak jarang, saat mencari angle terbaik Syifa mengalami kejadian unik di luar prediksinya. Seperti saat memfoto aktivitas Pj Bupati Batang di Pelabuhan Ikan Kelurahan Karangasem Utara. Niatnya hanya mengambil foto dari atas perahu pengangkut boks rumah ikan buatan. Tanpa diduga, perahu nelayan itu jalan dan membawanya ke tengah laut.
“Hobi fotografi ini bermula saat kuliah fotografi,” ujar wanita lulusan Ilmu Komunikasi UPN Jogjakarta itu.
Di sana, Syifa mengikuti organisasi marching band sebagai dokumenter. Mau tidak mau, ia harus belajar teknik dokumentasi. Akhirnya, sering belajar fotografi secara otodidak. Belajar dari konten kreator lain.
“Dari dulu memang kalau sudah lihat kamera itu bawaannya suka gitu lho. Sekarang pekerjaannya kan memfoto pimpinan. Beda banget sama zaman dulu pas kuliah,” terangnya.
Menurutnya, dahulu objek foto yang dibidik bebas. Sementara sekarang adalah orang nomor satu di Kabupaten Batang. Tak jarang, hadir pula Gubernur Jateng, para menteri, hingga Presiden RI. Ia tidak memungkiri, rasa sedikit grogi pasti ada. Mau tidak mau harus belajar lagi. Bagaimana caranya mengambil angle kamera yang tepat. Tidak monoton, juga menjaga kesopanan.
“Kadang rasa grogi itu masih muncul saat ketemu pejabat tinggi. Apalagi kebanyakan fotografer itu cowok,” tandasnya. (yan/aro)