28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Sinta Wulandari, Kembangkan Soft Skill melalui LKTI

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Berawal dari hobi menulis dan membaca, mengantarkan Sinta Wulandari mengembangkan softskill seperti problem solving, analytical thinking hingga critical thinking lewat berbagai ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Sinta –sapaan akrabnya– hingga saat ini sudah mengantongi beberapa prestasi di bidang LKTI. Selain mendapatkan pengalaman, juga dapat mengharumkan nama almamaternya hingga kancah nasional.

Ia mengaku, di sela kuliah, selalu meluangkan waktu untuk membaca novel. Menurutnya, dengan membaca, ia bisa meningkatkan daya tulis, serta dapat memilih kata dengan runtut dan baik. Mahasiswi Program Studi (Prodi) S-1 Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ini pernah meraih juara empat pada LKTI Genesis 2021 yang diselenggarakan oleh salah satu institut di Purwokerto. Selain itu, ia juga pernah meraih juara lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan Universitas Duta Bangsa Surakarta.

Dalam ajang tersebut, mahasiswi kelahiran Semarang, 3 Agustus 2000 ini mampu memberikan solusi permasalahan pada UMKM. Karya tersebut ia kerjakan bersama rekannya, Kevin Maulana Afriyanto dengan judul ‘Rancangan Smart Monitoring Realtime Kualitas Sistem Produksi Zero Waste Industri Tahu Terintegrasi Berkelanjutan Berbasis IoT.

“Karya ini kami tujukan kepada UMKM di new normal ini agar mampu mendapatkan solusi permasalahan melalui perkembangan teknologi digital revolusi industri 4.0, khususnya dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG),” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Dari prestasinya ini, Sinta menjadi pribadi yang lebih berani. Ia juga bisa mengasah skill public speaking-nya lewat LKTI. “Dulu minderan, kemudian beberapa kali ikut lomba dan masuk tahap presentasi, saya jadi paham bagaimana berbicara dengan runtut agar orang-orang yang mendengar bisa memahami,” katanya.

Selain itu, putri pasangan Eko Wati dan Suryadi ini juga menjadi asisten dosen (asdos) fisika sejak semester tiga. Tak hanya itu, di semester enam, ia juga menjadi asisten dosen Praktikum Manufaktur Terintegrasi (PMT) dan asisten dosen lab APK dan ergonomi saat semester delapan.“Awalnya hanya mengisi waktu kosong karena sudah tidak ikut organisasi. Ternyata asyik juga jadi asdos, bisa memperdalam ilmu dan mengasah skill,” akunya. (kap/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya