RADARSEMARANG.COM, Profesi guru sudah menjadi cita-cita Erlina Rahmawati Dewi sejak kecil. Beruntung, keinginan itu terkabul. Kini, ia membagikan ilmunya untuk siswanya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Wanita 25 tahun ini mengaku menyukai profesi guru lantaran ingin menjadikan anak-anak pandai. Menurutnya, menjadi guru merupakan suatu kebanggaan. Sebab, turut andil menjadi jembatan mencerdaskan anak bangsa.
“Awalnya sudah suka dulu sama anak kecil, ingin membagikan pengetahuan ke mereka,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Alumni jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) IAIN Salatiga ini mengungkapkan, impiannya termotivasi dari orang tuanya. Ia ingin meneruskan cita-cita ibunya yang belum tersampaikan.
Baginya, menjadi guru itu menantang dan asyik. Namun guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi para siswa. Seperti kata pepatah guru iku digugu lan ditiru.
Ia mengaku, menjadi guru pastinya memiliki tantangan. Ia mengaku paling sulit ketika siswa itu susah diatur. Karenanya, harus sabar dalam menangani setiap karakter anak yang bermacam-macam. Guru, lanjut dia, harus bisa menggali potensi anak dengan berbagai karakter dan kemampuan mereka.
Tak hanya itu, yang lebih penting guru harus bisa kerja ikhlas. Apalagi untuk guru honorer. “Kita dituntut kerja ikhlas dengan gaji kecil, tapi harus memberikan pengabdian terbaik untuk mereka. Juga memberikan ilmu yang tentunya setiap siswa beda penanganan,” katanya.
Seperti keinginan guru honorer lainnya, ia pun ingin mendapat perhatian dari pemerintah, Setidaknya ingin dihargai dengan wujud bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Pun bisa memperoleh gaji yang layak. Ia menegaskan, sebagai guru ia tidak ingin dibedakan antara guru di bawah naungan Kementerian Agama maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (ifa/aro)