RADARSEMARANG.COM, Kegiatan menghafal Alquran bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih menjaga hafalan tersebut. Namun di tengah kesibukan di berbagai organisasi dan kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiah dan Pendidikan UIN Walisongo Semarang, Kafania Nujhati selalu meluangkan waktu.
“Yang akan kita dapatkan jika menghafal Alquran yaitu seperti memberi mahkota kepada kedua orang tua kita,” jelas Nia-sapaan akrabnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Berawal saat masih duduk di bangku SMP yang mewajibkan siswinya untuk dapat menghafal Alquran membuat dirinya untuk memulai untuk menghafal. Gadis cantik kelahiran Tegal, 22 Juli 2001 ini menjalani kesehariannya dengan konsisten setor hafalan membuatnya menjadi lulusan terbaik dengan hafalan terbanyak. Memasuki jenjang MA semangat menghafal pada dirinya agak sedikit goyang dan memilih untuk berhenti sejenak dan hanya menjaga hafalan.
Seiring berjalannya waktu, peraih juara MHQ tingkat Provinsi Jateng ini mulai konsisten untuk melanjutkan hafalannya. Sembari menghafal, dirinya juga terus mengasah kemampuan public speaking yang sudah ditekuni sejak duduk di bangku MI.
Disamping menghafal Alquran, Nia juga mahir dalam berpidato. Beragam event public speaking diikuti dan berhasil dimenangkannya. Wajar apabila dirinya mahir dalam berpidato karena public speaking sendiri adalah icon dari keluarga besarnya.
“Pidato itu sudah bakat turun-temurun dari abah saya, kakak, saya, sampai adik saya. Jadi, sudah seperti icon keluarga,” katanya.
Awal perkuliahan, dirinya disambut dengan gelar yang dicapai sebagai hafidzah. Menjadi mahasiswi dengan gelar tersebut tidak membuat dirinya berhenti untuk mendalami public speaking. Mengikuti berbagai organisasi yang ada di kampus, dan ikut serta dalam program kemanusiaan,membuat dirinya menjadi aktivis yang cukup berpengaruh di lingkungan kampus.
Saat ini,selain menjadi mahasiswi dan aktivis, dirinya juga mengajar sekolah agama untuk mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dari Alquran, public speaking, dan organisasi.
“Karena sesuatu yang dipaksa pasti akan terbiasa,” tuturnya. (mg3/aro)