27 C
Semarang
Tuesday, 24 December 2024

Azizah Arum Maahira, Rintis Bisnis dengan ‘ATM’

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Azizah Arum Mahira sehari-hari sibuk menjadi mahasiswi. Dia mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Selain kuliah, Arum –saapaanya– juga aktif di berbagai organisasi. Di antaranya, organisasi Koperasi Mahasiswa, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam. Tak hanya itu, Arum menggeluti bisnis yang saat ini sedang dirintis, yakni Gerai Ukhti.

“Saya juga mengajar sebagai guru BTA di SD Mutual 2 Kota Magelang,” ujar Arum kepada RADARSEMARANG.COM, belum lama ini.
Arum merintis bisnis sejak 13 November secara tidak sengaja. “Random banget,” ucap Arum.

Di puncak pandemi, Arum memang berpikir untuk berwirausaha. Namun, belum menemukan titik terang. “Saya harus bisnis apa? Masih di ambang kebingunan,” imbuhnya.

Hingga suatu ketika, Arum tidak sengaja memposting kaos kaki di media sosial. Saat itu, dia membutuhkan kaos kaki, tetapi jika membeli sedikit akan sayang di biaya ongkos kirim. Arum lantas membuka jasa penitipan (open jastip) melalui status WA dan Instagram.
“Saya kaget. Ternyata respon teman-teman bagus banget. Dalam satu posting, dapat order hampir 60 pasang kaos kaki,” kata Arum.

Arum sangat bersemangat. Dia berpikir jika itu menjadi awal yang baik untuk berbisnis. Dia lantas mencari inspirasi di media sosial tentang bagaimana cara mem-branding suatu produk agar diminati semua kalangan.

“Akhirnya saya ATM. Amati, tiru, modifikasi,” ucap Arum. “Di situ kemasaannya milenialable. Dengan kemasan yang baik, mereka kan bakal tertarik,” ujarnya.

Arum lantas membuat kemasan menggunakan amplop kertas berwarna kertas. Di dalamnya, dia tambahkan gift card, masker, sesekali juga diberi bonus permen. “Sampai orang-orang tuh gumun. Mungkin cuma kaos kaki, kenapa dibungkus seperti itu,” kata Arum penuh antusias.

Tidak berhenti di satu produk, Arum ambil kesempatan di kegiatan malam keakraban (makra). Saat itu, ada ketentuan mahasiswa untuk menggunakan kerudung berwarna pink. Tidak mau malu, dia menawarkan pesanan melalui grup WA. “Akhirnya banyak yang order. Lambat laun mereka kenal kalau saya menyediakan berbagai produk,” ujar mahasiswi semester 3 ini.

Arum mengambil segmen pasar dari mahasiswi PAI. Kemudian berani merambah ke guru-guru sekolah dan masyarakat umum. Target selanjutnya, warga Desa Krapyak, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang ini ingin memasukkan produk ke toko-toko. Dia juga bercita-cita mendirikan gerai sendiri. Mengingat sejauh ini bisnisnya masih sebatas bisnis online dan stoknya belum terlalu banyak.

“Saya berangkat dari sebuah ketidaksengajaan yang mana itu adalah bisnis yang memang harus saya tekuni, Mbak,” ucap Arum. “Insya Allah itu bisa menjadi sebuah usaha yang besar,” ucapnya optimistis. (rhy/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya