RADARSEMARANG.COM, Atikoh Ganjar Pranowo berhasil menyelesaikan tantangan Bank Jateng Tilik Candi pada perhelatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Dia menempuh jarak 21 kilometer (half-marathon) dalam waktu 2 jam 23 menit 9 detik (02:23:09). Dia berada di urutan ke-13.
Lain halnya dengan sang suami, Ganjar Pranowo. Ia hanya mampu menyelesaikan satu putaran saja. Untuk diketahui, kategori ini diikuti 182 pelari pria dan wanita dari berbagai daerah.
Capaian ini adalah berkah dari pandemi Covid-19. Sejak pandemi, istri gubernur Jawa Tengah itu menjadi lebih sering olahraga lari. Selain untuk meningkatkan imunitas, juga bisa mengusir kebosanan.
“Saya lari di sekitar rumah saja, seminggu bisa 3-4 kali latihan,” tuturnya ketika beristirahat di Taman Lumbini Borobudur, Minggu, (28/11)
Durasi latihan dia cukup menguras tenaga. 30-60 menit. Jika ada kegiatan pagi yang harus dia ikuti, maka waktu latihan lebih singkat. “Kalau weekend bisa ambil lari jarak jauh,” ujarnya.
Selain lari, Atikoh juga gowes bersama sang suami. “Jadi selang-seling.”
Dia menarget suatu saat bisa mengikuti maraton di lintasan resmi. “Semoga tahun depan pandeminya sudah berlalu, sehingga ada race offline untuk penggembira-penggembira kayak aku,” tuturnya tersenyum.
Menurut Atikoh, kategori untuk penggembira memang diperlukan dengan tujuan memasyarakatkan olahraga. Supaya punya gaya hidup yang sehat.
Ada kesan tersendiri menjadi peserta Bank Jateng Tilik Candi. Ia merasakan langsung lintasan yang dipakai para pelari elit. Ia kagum dengan kemampuam para pelari yang turun di Elite Race, 42 kilometer (full marathon).
“Saya jadi bisa membayangkan kecepatan Mas Agus Prayogo dan itu konsisten,” ujarnya dengan ekspresi terpukau.
Menurut Atikoh, olahraga bermanfaat juga untuk menjaga kesehatan mental. Selain itu, metabolisme tubuh menjadi semakin baik. Juga mencegah terkena penyakit-penyakit kronis, seperti penyakit jantung yang menyerang di usia lanjut.
“Perempuan juga punya potensi osteoporosis, olahraga bisa untuk mencegahnya.”
Bagi Atikoh, olahraga bisa dijadikan me time atau waktu untuk diri sendiri. Ia memiliki kesempatan ‘berkomunikasi’ dengan alam. Dia mendorong perempuan-perempuan di luar sana untuk membiasakan olahraga dengan pandai mengatur waktu.
“Saya merasa olahraga itu bisa jadi me time. Ketika saya lari sendiri keliling rumah, menikmati diri sendiri, berkomunikasi dengan alam, sambil lihat-lihat asyik sekali,” katanya. (put/aro)