RADARSEMARANG.COM, Dionisia Mahestra Avatara menekuni beladiri Shorinji Kempo sejak usia belia. Saat ini, di usianya ke-19 tahun, Avatara –sapaan akrabnya–sudah mengemas 16 medali dalam ajang perlombaan beladiri Kempo. Medali yang didapatkan dari kejuaraan tingkat lokal sampai internasional. Cabang yang menjadi andalannya adalah embu. Mendapat tempaan yang keras langsung dari sang ayah yang kebetulan pelatih Kempo, membuatnya semakin terpacu mengejar prestasinya di bidang beladiri.
Gadis yang akrab dipanggil Tara ini mengaku, kali pertama ikut Kempo sejak kelas 2 SD. Saat teman-temannya ketika itu masih asyik bermain sepulang sekolah, ia hanya bisa istirahat sebentar, dan sore harinya langsung latihan Kempo. Malam harinya pun ia harus belajar.
Ia juga bercerita, teman-teman di sekolahnya pada asing dengan beladiri Kempo yang diikuti. Namun karena ia sering ikut lomba, temannya yang penasaran lalu bertanya soal Kempo pada Tara. Lama-lama temannya banyak yang tertarik, dan ikut bergabung dalam latihan Kempo. “Ketika lomba beberapa hari gitu, teman saya mau membantu ketertinggalan saya di pelajaran sekolah,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (5/8).
Putri pasangan Angudiargo Ayu Sari Pranowo dan Dwiwiyana Sari ini mengakui pernah mengalami kejenuhan berlatih Kempo. Nah, ketika rasa jenuh datang, ia mencari hal-hal lain untuk menghilangkan kejenuhan.
Ia mengakui, belajar beladiri itu tantangannya banyak, dan tidak boleh mengeluh. Kalau sudah bergabung di beladiri, kata dia, harus tahu konsekuensinya, dan semua kerja keras itu akan terbayarkan saat mencapai podium kemenangan.
“Selain mental yang kuat, belajar beladiri itu harus siap juga dengan fisik yang kuat. Kadang pulang babak belur sudah hal biasa,” katanya.
Ke depan, dia akan semakin giat berlatih. Tara berharap, semoga pandemi cepat selesai, dan ia bisa berlatih seperti biasa untuk mempersiapkan di kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng. “Targetnya pada Porprov tahun depan harus mendapat emas,” harapnya. (cr7/aro)