RADARSEMARANG.COM, DUNIA sastra sepertinya sudah menjadi bagian dari Farijihan Ardiyanti Putri. Sejak SD, dara 22 tahun ini sudah aktif menekuni sastra di bidang puisi. Hingga saat ini pun karyanya banyak dimuat di media online, dan berhasil memenangkan banyak perlombaan.
“Dari SD aku sering baca puisi di buku pelajaran. Bahkan sering nyari-nyari buku yang ada puisinya,” ungkap Jihan –sapaan akrabnya– kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (19/7).
Mahasiswi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro (Undip) ini mulai mengikuti lomba penulisan puisi sejak SMP. Meskipun sering gagal, tetapi ia tidak pernah patah semangat. Teringat pesan gurunya di masa sekolah dulu, Jihan ingin terus menulis. “Bagiku, puisi itu karya sastra yang menggunakan simbol bahasa untuk menyampaikan sebuah pesan dengan cara yang ringkas,” tuturnya.
Awalnya, Jihan menulis puisi hanya karena untuk mengikuti lomba. Tetapi sekarang ia mulai konsisten menulis setiap hari. Ia selalu mencari momen puitis melalui pengamatan terhadap suatu peristiwa, baca buku, dan baca karya fiksi lainnya. Itu dilakukan dalam rangka mencari ide.
Ia menjelaskan, eksistensi puisi lebih dari sekadar curhatan saja. Puisi juga merupakan media untuk mendapatkan dan membagikan pengetahuan, serta pengalaman kepada orang lain. Dari hal itulah, Jihan bersama temannya membangun komunitas sastra Kidung Pena. Selain berisi unggahan kata-kata puitis, komunitasnya aktif mengadakan bincang sastra sebagai bentuk sharing diskusi
Menurutnya, semua orang bisa jadi penulis puisi. Tidak hanya mahasiswa jurusan Sastra saja. Sebab, untuk bisa menulis puisi dengan baik juga diperlukan wawasan dari bidang ilmu lain. “Kalau kita niat di bidang itu ya harus ditekuni. Selain itu, juga harus cari lingkungan yang memang sesuai. Masalah gagal atau berhasilnya itu bagian dari proses,”tandasnya. (mg4/aro)