RADARSEMARANG.COM, Ida Sutriani tidak menyangka bisa mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Sebab, ia berasal dari keluarga kurang mampu. Namun berkat perjuangan keras, ia berhasil masuk perguruan tinggi setelah mendapat beasiswa bidikmisi.
Praktis, selama kuliah, gadis 21 tahun ini tidak mengandalkan biaya dari orang tua. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja di sela kuliah. “Orang tua terlalu berat kalau harus membiayai kuliah,” kata Ida kepada RADARSEMARANG.COM.
Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Tidar (Untid) ini pun harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja. “Alhamdulillah IPK masih lumayan, rata-rata 3,8,” terang putri pasangan Imam Supangat dan Arsini ini.
Selain mendapat IPK yang memuaskan, Ida juga aktif mengikuti sejumlah lomba. Terutama terkait dengan public speaking. Karena ia merasa mempunyai passion di bidang tersebut.
“Salah satunya aku pernah ikut lomba public relations, dan masuk lima besar dari semua peserta di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Berkat prestasi dan kerja kerasnya itu, Ida didaulat menjadi Duta Beasiswa Bidikmisi di kampusnya. Tugasnya, memberikan motivasi bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk berprestasi. Ia berkeinginan kelak bisa mengubah nasib keluarganya lewat jalur pendidikan. Apalagi kedua orang tuanya hanya lulusan SD, dan bekerja menjadi buruh tani.
“Saya berkeyakinan pendidikan mampu mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, ia merasa memiliki tanggungjawab agar adik-adiknya kelak juga bisa kuliah walaupun di tengah keterbatasan ekonomi.
Setelah lulus kuliah nanti, Ida berkeinginan bekerja menjadi public relations di suatu perusahaan. “Saat ini aku sedang menyelesaikan skripsi, harapannya bisa cepat selesai. Supaya bisa langsung bekerja ataupun mendapat beasiswa S2,” ujar gadis berparas cantik ini. (man/aro)