RADARSEMARANG.COM, Meski saat ini menjadi dosen Fakultas Kedokteran Undip, Martha Ardiaria mahir menari. Sejak kecil, orangtuanya telah mengikutkan dirinya dalam banyak kegiatan. “Dulu sempat ikut les tari dan musik, nyanyi juga, terus olahraga. Tujuannya juga supaya aktif bergerak, karena di rumah saya nggak banyak aktivitas fisik. Namun yang paling saya sukai dan perdalam adalah seni tari,” cerita Martha kepada RADARSEMARANG.COM.
Karir sebagai dosen dipilih karena pada dasarnya ia senang untuk berbicara dan memberikan edukasi. Pasca lulus dari FK Undip, kebetulan ada lowongan untuk menjadi staf pengajar. Martha pun mendaftar dan akhirnya diterima. Selain berkarir menjadi dosen dan penari, Martha juga praktik dokter di poliklinik. “Kadang-kadang juga mengisi acara penyuluhan kesehatan di radio,” ujarnya.
Ketika kuliah di Jakarta, hobinya menari tetap dilanjutkan. Ia sempat berkarir menjadi penari tetap di salah satu event organizer. Setelah kembali ke Semarang, Martha bergabung pada kelompok Wayang Orang Ngesti Pandowo.
Pencapaian terbesarnya adalah pernah dikirim ke Belanda untuk mewakili kelompok tari FK Undip di acara Pasar Malam Indonesia di Den Haag pada 2012. Baginya, aktivitas di dunia seni memiliki banyak manfaat. Tidak sekadar prestasi, juga memberikan filosofi hidup serta membentuk softskill. Misalnya, dengan menari berkelompok dapat melatih kerja sama tim, dan melatih kontrol ego masing-masing.
“Bermanfaat bagi dunia formal saya. Seni memperkaya sudut pandang, warna, dan cara saya memandang dunia. Ini tak tergantikan, dan mahal harganya,” katanya.
Meski sibuk menjadi dosen dan praktik dokter, ia tetap meluangkan waktunya untuk menyalurkan hobi menarinya. “Waktu sisa dalam sehari saya gunakan untuk hobi. Jadi, sisi formal dan leisure time saya itu bisa seimbang. Selain menari, saya suka menyanyi, bermusik, olahraga, serta merajut. Kalau ada waktu luang lagi saya bermain dengan hewan peliharaan,” tutur Martha.
Ke depan, Martha ingin melanjutkan kuliah S3. Selain itu, ia juga ingin lebih mendalami berbagai pakem klasik tari. Karena dengan menguasainya, ia dapat mengembangkan tari tradisional dengan unsur kontemporer.
Ia berpesan bagi generasi zaman now jangan membatasi mimpi, dan lakukan apa yang disukai. “Kalau mimpi saja sudah dibatasi, dunia nyatanya pun terbatas. Apa yang kita pikirkan adalah yang mendorong suatu hal terjadi. Lakukan yang kita suka, sepanjang tidak melanggar aturan atau mengganggu. Afirmasi dan bebaskan diri sendiri itu penting,” pesannya bijak. (mg4/aro)