RADARSEMARANG.COM, Kesibukan kuliah tak menghalangi semangat Nadin Khairun Nisa menjalani dua bisnis sekaligus. Mahasiswi Ilmu Komunikasi Undip ini menjalankan bisnis make up artist (MUA) dan persewaan kebaya.
Nadin menceritakan, ia merintis bisnis MUA karena faktor keluarga. “Kakakku buka usaha serupa (MUA) dan aku sering ikut jadi tenaga tambahan. Dari situ aku mulai belajar make up lebih jauh, dan akhirnya mendirikan MUA sendiri dengan nama Krisvanti” ujar gadis asal Semarang ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Sedangkan untuk persewaan kebaya, ia melihat peluang ini karena banyaknya klien MUA yang kerap menanyakan apakah ia juga menyewakan kebaya atau tidak. “Banyak klien wisuda atau wedding yang tanya ‘Kak gak sekalian nyewa kebaya untuk sepaket?’ Dari situ aku melihat peluang, karena kliennya sudah tersedia” tuturnya.
Dikatakan, kebaya yang disewakan produksi sendiri, meskipun penjahitannya masih diserahkan kepada tukang jahit. “Rerefensinya biasanya dari internet. Kainnya aku cari sendiri, beli sendiri, terus aku masukin ke penjahit. Setelah jadi, kebayanya aku tambahin payet atau manik-manik sendiri,” katanya.
Bagi Nadin, yang menjadi tantangan ketika menjalankan bisnis kebaya adalah ketika ada miskomunikasi terkait referensi desain yang telah diberikan kepada penjahit. Saat kebayanya sudah jadi, hasilnya kerap berbeda dari yang diharapkan.
Sementara untuk kendala bisnis MUA adalah kesulitan untuk memenuhi ekspektasi klien dengan selera yang berbeda-beda. Di samping itu, promosi dan pembuatan konten Instagram untuk kedua bisnisnya menurutnya masih harus dikembangkan.
Ke depannya, Nadin berencana membuka paket jasa make up high end, menambah koleksi kebaya sampai 50 buah, dan punya tempat sendiri. Selain itu, dia juga memiliki keinginan untuk memberdayakan orang berkebutuhan khusus (difabel), yang diberikan pelatihan seperti menjahit kebaya dan sebagainya.
“Aku terinspirasi dari usaha Batik Kultur milik Dea Valencia, yang memiliki banyak karyawan difabel. Bagiku, bisnis itu semestinya bisa bermanfaat bagi orang sekitar, termasuk memberikan kesempatan bagi kaum difabel untuk berkembang,” ujarnya. (mg4/aro)