RADARSEMARANG.COM, Kecintaan Tiara Ayu Raharjo pada dunia tari tradisional dimulai saat ia masih berada di bangu TK. Saat itu, berbeda dengan anak lainnya yang mudah berubah mood dan minat, gadis yang akrab dipanggil Tiara ini malah senang ketika masuk ke ekstrakurikuler tari, dan tetap konsisten latihan. Sebab itulah, ia mulai menarik perhatian gurunya, dan mengikuti beragam pentas sejak kecil.
“Biasanya kan kalau anak-anak kecil disuruh nari kadang bakal moody-an, tapi aku waktu itu udah seneng aja, apalagi kalau inget habis latihan mau pentas,” ujar Tiara kepada RADARSEMARANG.COM.
Memasuki SMP, gadis kelahiran Semarang ini mulai merasa tari adalah bagian dari passion-nya, dan mulai serius menggelutinya. Dan, ketika SMA, ia mulai mengenal berbagai jenis tari lain, tetapi tidak meninggalkan tari tradisional.
“Mulai SMP, aku mulai ngerasa tari bukan sekadar ikut ekskul, tapi juga sebagai passion,” kata gadis yang tinggal di Ngaliyan, Semarang ini.
Meski sudah memiliki minat yang besar di dunia tari, bukan berarti ia tak pernah merasa kesulitan. Tiara seringkali kelelahan akibat jadwal yang begitu padat, hingga dimarahi oleh gurunya.
Suatu ketika, ia dan kelompok tarinya pernah kelelahan sampai saat mereka seharusnya menyambut tamu penting, masih belum siap. Ia dan teman-temannya pun dimarahi oleh gurunya.
“Lalu kita nangis waktu sebelum kita mau perform, jadi pas naik panggung mata kita merah dan di panggung saat ada gerakan hadap ke belakang kita sempet-sempetnya ngelap air mata,” kenang Tiara.
Ia juga pernah mengalami kejadian aneh saat pentas. Tiara menari tetapi setengah sadar. Ia merasa tiba-tiba tariannya sudah selesai tanpa disadari. Meski tak sadar, ketika ia melihat rekamannya tak ada yang salah dengan gerakannya. Bahkan ekspresinya pun masih tetap terkontrol. Kondisi yang ganjil ini ia artikan sebagai efek dari kelelahan akibat jadwal yang terlalu padat.
“Tahu-tahu udah selesai aja. Tapi, kata guruku dan lihat videonya, aku keliatan normal-normal aja,” jelas mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Undip ini. (mg1/aro)