RADARSEMARANG.COM, Seorang model identik dengan cara berjalan yang anggun, dan sikap yang lemah lembut. Berbanding terbalik dengan seni bela diri yang identik dengan kekuatan, ketegasan, dan maskulin. Namun apa jadinya jika gadis yang awalnya berkecimpung di bela diri, kini justru terjun di dunia modelling?
Hal itulah yang terjadi pada Vidiana Girindra Wardani. Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) ini tak menyangka bakal terjun ke dunia modelling. Padahal sejak SD, ia menekuni seni bela diri Taekwondo. Tak sampai di situ, gadis yang akrab disapa Vida ini juga mengikuti Pramuka dan bergabung sebagai anggota Paskibraka yang cenderung dididik keras, kaku, dan tegas.
“Jadi, dulu dari kecil saya sama sekali tidak mengenal dunia modelling, karena dari SD kegiatan saya Taekwondo, Pramuka, dan baris-berbaris,” ujar Vida kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (8/1)
Ia berkarir sebagai model awalnya hanya iseng saja. Ceritanya, pada 2016, ia mengantar temannya mendaftar Pemilihan Denok Kenang Kota Semarang yang digelar Dinas Pariwisata Kota Semarang. Nah, saat itu, ia justru ditawari oleh panitia untuk ikut mendaftar. Tak disangka, ia lolos grand final. “Dari situlah awal mula saya mengenal dunia modelling,” kenang gadis kelahiran Pati ini.
Usai grand final Denok Kenang, ia kerap berpartisipasi dalam acara peragaan busana. “Saya juga mengikuti sekolah modelling di Semarang,” tambah putri bungsu pasangan almarhum Purtriatno dan Harti.
Banting stir dari bela diri ke dunia model bukan hal yang mudah bagi Vida. Ia yang awalnya kaku dan tidak paham cara berdandan, terpaksa harus berlatih menjadi lebih anggun dan memakai riasan. Ia juga dituntut bisa berlenggak-lenggok di atas catwalk dengan memakai sepatu hak tinggi. Praktis, gadis 21 tahun ini harus membiasakan diri dengan hal-hal yang bertentangan dengan keseharian sebelumnya.
“Hal ini cukup berbeda jauh dengan bagaimana diri saya sehari-hari, apalagi sebelumnya saya mengikuti karantina Paskibraka selama satu bulan yang cenderung dididik keras, kaku, dan tegas,” katanya.
Meski begitu, Vida tak patah semangat. Ia mencoba untuk menyesuaikan diri di lingkungannya yang baru. Untuk menambah kepercayaan diri, ia selalu rajin berlatih dan mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sebelum pentas. Vida juga secara sukarela menerima tawaran pergelaran busana dan pemotretan tanpa dibayar demi menambah jam terbang dunia modelling.
“Saya juga berprinsip untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain. Saya berusaha mencintai diri sendiri dan menonjolkan kemampuan yang saya miliki,” katanya.
Hingga saat ini, Vida sudah menerima banyak tawaran seperti model acara peragaan busana, model foto produk makanan, model pakaian, model untuk company profile, model untuk make up artist, body painting, hingga model untuk short movie and cinematic video. Namun karena pandemi, aktivitasnya sebagai model lebih sedikit dibanding biasanya.
“Aktivitas model selama pandemi pastinya berkurang seperti acara-acara fashion show, namun untuk model photoshoot, make up, masih ada tawaran, namun tak sebanyak biasanya,” tutup Vida. (mg1/aro)