RADARSEMARANG.COM – Menghindari bosan dan mengisi waktu luang di tengah pandemi, Luq Yana Chaerunnisa memilih buku sebagai teman. Setiap harinya, ia terpacu untuk menyelesaikan buku, utamanya buku-buku tentang perempuan.
Sembari menyelesaikan skripsi, ia mendata beberapa buku yang harus diselesaikan dalam waktu yang sudah ditargetkan.
Luq –panggilan akrabnya– bersama teman-temannya lantas membuat Gerakan Perempuan Candu Buku. Komunitas ini dibentuk sejak Mei lalu bersama lima temannya. Menurutnya, hal ini menjadi wadah usai membaca buku.
“Setelah buku selesai dibaca, di komunitas ini terus dilakukan kajian untuk membedah buku,” ujar mahasiswi semester tujuh program studi PGMI Fakultas Pendidikan UIN Walisongo Semarang ini.
Pemilik hobi memasak ini menjelaskan, nantinya usai kegiatan bedah buku dan me-review bacaan, mereka bakal buat buku stimulus untuk perempuan. Supaya bisa menjadi acuan buat teman-teman yang mau mengulas buku feminisme.
Untuk menghindari kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan, Luq mengatakan komunitas ini dijalankan secara online. Karena serbadigital itulah, ketika kegiatan rutin Minggu Candu yang dilaksanakan di akhir bulan ini pesertanya banyak. Bahkan, tak hanya di pulau Jawa, ada yang berasal dari Kalimantan hingga Sulawesi.
“Walaupun online, tapi kami juga memberikan reward berupa buku dan tas gitu sebagai apresiasi,” katanya.
Selain mengikuti klub Candu Buku, Luq juga aktif mengikuti komunitas literasi Gusdurian dan Muda Bersuara. (ifa/aro)