RADARSEMARANG.COM, Pandemi virus Covid-19 membuat pelaku dunia hiburan ikut terimbas. Salah satunya Putri Oktaviana. Karena pandemi, pekerjaannya sebagai female disk jockey (FDJ) pun terhenti sementara.
“Kalau kesibukan sekarang, ya beralih ke jual beli online. Saya jualan baju. Selama pandemi ini sudah tidak ada event sama sekali. Lainnya ya bikin konten di sosial media,” kata Ucha, panggilan akrabnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Wanita cantik yang memiliki nama panggung Ucha Putri ini mengaku, terjun menjadi DJ lantaran hobi mendengarkan musik di tempat hiburan malam. Akhirnya, ia berpikir untuk menekuni profesi tersebut lantaran bisa menghasilkan uang.
“Kebetulan teman saya ada yang DJ, lalu diminta untuk mencoba. Kemudian saya belajar DJ di Fat Beat. Sejak 2016 sampai sekarang saya menekuni pekerjaan ini,” jelas wanita kelahiran Semarang, 30 Oktober 1993 ini.
Ucha Putri mengaku, enggan menjadi DJ tetap di sebuah klub malam. Ia lebih memilih menerima job di event. Pertimbangannya, kerena ia juga mengedepankan pendidikan. Ucha tercatat sebagai mahasiswi Universitas Semarang (USM) jurusan Ekonomi Manajemen. “Lebih milih ke event ya, karena kuliah juga,” terangnya.
Empat tahun berkarir, Ucha mengaku punya segudang pengalaman menarik. Selain tampil di Kota Semarang, ia banyak menerima job di luar kota. Misalnya, Palembang dan Pati. Baginya, menjadi FDJ bisa menambah pengalaman di dunia musik, saudara, dan tentu saja menghasilkan pundi-pundi uang. “Kita bisa sharing bagaimana cara menghasilkan musik yang enak didengar,” paparnya.
Meski begitu, ada pula risiko yang harus dihadapi saat terjun di dunia hiburan malam. Misalnya, saat manggung digoda kaum adam, termasuk lelaki hidung belang. Ucha memilih menolak secara halus agar tidak menyinggung.
“Digodain cowok pasti, bahkan ada tamu yang nawarin uang buat nemenin. Tapi saya bersikap profesional, kerja saya cuma ngeracik lagu. Selebihnya nggak, nolaknya tentu secara halus biar nggak menyinggung perasaan,”katanya. (den/aro)
