RADARSEMARANG.COM, Saat ini Youtuber menjadi salah satu profesi yang diminati banyak orang. Bagaimana tidak, berbekal kemauan dan ide kreatif, siapa saja tidak peduli strata pendidikan dan lainnya bisa menjalani profesi tersebut. Bahkan dapat memperoleh penghasilan dari sana. Dan melihat hal itu, Hidya Putri Ramadhina pun mulai tertarik untuk mencoba dunia baru tersebut.
Hidya –sapaan akrabnya– mengaku pada awalnya hanya iseng membuat video blog dan mengunggahnya di kanal Youtube miliknya. Dirinya yang tengah rehat dari hiruk pikuk himpitan pekerjaan, tiba-tiba terpikir untuk merekam apa saja kegiatan menarik yang dilakukan. Dan ia merasa dengan hal tersebut dapat mengurangi stres yang dialami karena pekerjaannya. Hingga akhirnya ia merasa senang dan berniat untuk membuat vlog lainnya.
“Aku sih bikin kontennya tentang daily vlog. Namun bukan daily vlog biasa yang hanya kegiatan sehari-hari aku jadikan konten,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Gadis lulusan Magister Managemen Universitas Diponegoro (Undip) ini mengaku sedikit selektif dalam memilih momen untuk dijadikan konten. Pasalnya, ia memiliki prinsip, konten miliknya haruslah bermuatan positif. Yang dapat menginspirasi siapa saja yang menontonnya. Sehingga ia tidak sembarangan menjadikan semua kegiatan sebagai konten.
Ia mencontohkan salah satu momen yang dapat dijadikan konten, yakni saat ia dan temannya membagi sembako bagi masyarakat yang membutuhkan pada bulan Ramadan lalu. Bukan bermaksud pamer, justru melalui vlog tersebut, ia berniat membuka pikiran masyarakat untuk saling berbagi. Mengajak mereka saling bahu-membahu meringankan beban masyarakat yang membutuhkan. Terlebih yang terdampak pandemi.
“Tiap konten yang aku buat harus ada maknanya. Jadi, kalau memang sekiranya ada momen bagus yang aku rasa cocok untuk dijadikan konten, biasanya aku langsung merekam dan dijadikan vlog,” lanjut gadis kelahiran Jakarta tersebut.
Meskipun enjoy dan senang membuat konten Youtube, bukan berarti ia tidak menemukan kendala. Bagi Youtuber pemula sepertinya konsistensi dan ide kreatif menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.
Terkait konsistensi, dirinya mengaku masih kesulitan mengatur waktu agar dapat rutin membuat konten. Mengingat ia yang saat ini masih berstatus sebagai karyawan salah satu BUMN di Semarang, hanya memiliki waktu mengedit video akhir pekan saja. Sementara untuk ide, ia dituntut rajin menyerap berbagai informasi terkini. Agar dapat menjadi bahan baginya dalam membuat konten yang menginspirasi, out of the box dan tentu menarik untuk para penonton setianya.
“Jadi tantangannya banyak untuk menjadi Youtuber. Apalagi hampir semua vlog milikku semua dikerjakan sendiri. Nah itu yang harus pinter-pinternya kita menyisasati gimana,” katanya. (akm/aro)