RADARSEMARANG.COM, SEJAK kelas 1 MAN Tengaran, Intan Fikrianingsih menyenangi dunia henna. Berawal dari iseng, hobinya menggambar di tangan mengantarkannya pada dunia bisnis. “Ini hobi yang menghasilkan uang,” ujar Intan –sapaan akrabnya- kepada RADARSEMARANG.COM.
Tipikal tak mau menjadi karyawan, sangat cocok dengan pekerjaan ini. Ia bisa mengatur kapan ia bekerja dan menentukan sendiri manajemen bisnisnya. Tentu, tetap dengan standar bisnis agar tetap diminati customer.
Meski awalnya hanya dipraktikkan untuk teman-teman dan saudaranya, sejak 2018 lalu ia sudah merambah ke henna yang diperuntukkan wedding. Melalui media sosial, ia semakin dikenal dan banyak orderan. Tak hanya sekitar rumahnya di Tengaran Kabupaten Semarang, namun juga melayani hingga Salatiga, Boyolali hingga Kota Semarang.
Untuk menambah pengalaman, ia tergabung dengan Komunitas Salatiga Henna Club. Dari sana ia belajar lebih banyak tentang henna¬. Ia juga mengikuti beberapa seminar dan pelatihan henna.
Dalam menghadapi pesaing, ia bersikap cuek karena baginya rezeki sudah ada yang mengatur. “Masalah saingan dalam usaha pasti ada. Terpenting berusaha memperbaiki kualitas agar banyak customer,” imbuh dara yang lahir pada 12 Agustus 1997 ini.
Selain itu, rintangan yang ia hadapi yaitu susahnya mencari bahan henna di sekitar tempat tinggal. Ia harus memesan jauh-jauh hari melalui toko online. Padahal, terkadang ada customer yang meminta dilayani secara mendadak.
Di tengah pandemi covid-19 ini, Intan mengaku pendapatannya menurun 80 persen. Namun, masih beruntung karena beberapa masih menggunakan jasanya meski hanya untuk akad nikah. Ditambah Hari Raya Idul Fitri lalu, banyak anak kecil yang meminta untuk dilayani henna.
Bersama ibunya, Intan juga melayani hantaran meski dalam lingkup kecil. Ia menyukai semua dunia pernikahan. “Pekerjaan yang menyenangkan, soalnya senang terjun ke per-wedding-an. Senang karena merasa menjadi bagian dari kebahagiaan para customer,” tutur pecinta bakso ini. (ifa/ida)
