RADARSEMARANG.COM, Sesuatu yang baik haruslah dibagikan kepada sesama. Prinsip tersebut yang diterapkan oleh seorang Ayu Sabrina. Baginya, urip iku urup. Dan dengan berbagi, ia dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih berarti, termasuk melalui literasi.
Ayu –sapaan akrabnya– memang memiliki prestasi khusus di bidang literasi. Sejak SMA, ia telah mengikuti dan memenangi berbagai kompetisi esai. Tidak hanya regional. Namun juga nasional. Dari sana ia mendapat banyak pengalaman. Dan ia berniat membagikan ilmu yang didapat untuk dapat meningkatkan literasi bagi generasi milenial seperti dirinya.
“Saya prihatin anak zaman sekarang suka berdebat isu terkini tapi asal ceplas-ceplos dan tidak ada bukti konkret. Makanya, saya ingin sekali mengajak mereka untuk memahami literasi agar bijak dan cerdas dalam bertindak,” ujar mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Guna mewujudkan keinginannya tersebut, ia membuat suatu kompetisi menulis esai bagi kaum milenial. Pihaknya mengajak mereka untuk membaca, berpikir, dan menulis suatu karya tulis mengenai isu terkini. Sehingga untuk membuat tulisan, mereka secara tidak langsung akan menambah literasi bagi diri masing-masing. Dan pada penyelenggaraan perdana Februari lalu, pihaknya berhasil mengumpulkan 394 milenial yang mendaftar.
“Karena dengan ikut kompetisi ini, saya ingin mereka juga merasakan yang sama seperti saya menjadi seorang pemenang,” lanjut gadis yang juga Duta Museum Jawa Tengah ini.
Yang menarik dari kompetisi tersebut, hampir seluruh proses kegiatan ia tangani sendiri. Mulai dari pendanaan, operasional, hingga pemasaran. Ia mengaku menggunakan hadiah dari kejuaraan yang diikuti untuk menyelenggarakan kompetisi tersebut. Meskipun begitu, gadis 20 tahun ini tetap menjamin bahwa penilaiannya tetap bekerja sama dengan para ahli terkait pada bidang terkait dengan topik yang ditulis.
“Semua saya urus sendiri. Tapi untuk juri saya kasihkan ke yang berkompeten,” ujar gadis yang mengambil jurusan Hubungan Internasional ini.
Melihat suksesnya event perdana tersebut, ia berniat menyelenggarakan kompetisi tersebut secara rutin. Tidak lagi sendiri. Ia akan membuka peluang bekerja sama dengan penulis lainnya untuk dapat semakin meningkatkan literasi bagi kaum milenial di Indonesia.
“Kalau bisa nanti saya rutinkan tiap tiga bulan sekali dengan menggandeng teman-teman penulis,” harapnya. (akm/aro)