27 C
Semarang
Sunday, 22 December 2024

Himmatul Aliyah Tertarik Dunia Antropologi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Indonesia kaya dengan kebudayaan. Hal tersebut yang membuat seorang Himmatul Aliyah tertarik untuk mendalami budaya tersebut. Bahkan guna mempelajari dengan benar, ia menempuh pendidikan formal dengan berkuliah di jurusan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Himma -sapaan akrabnya- menuturkan, banyak pelajaran yang ia dapat saat mendalami sebuah kebudayaan. Keunikan dan keanekaragaman yang ada membuat Indonesia menjadi negara yang menjunjung diversitas. Dan nilai tersebut yang ia coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guna saling menghargai perbedaan yang ada di sekitarnya.

“Kita hidup juga banyak perbedaan. Agama, suku bangsa, ras, dan masih banyak lainnya. Coba deh satu-satu kita gali, pasti akan menemukan sisi menarik setiap budaya tersebut,” ujar anak sulung dari tiga bersaudara tersebut.

Selain itu, selama perkuliahan ia juga belajar cara mengeksplorasi kebudayaan yang benar. Bukan dengan eksploitasi, namun dengan humanisme yang memanusiakan manusia. Sehingga masyarakat akan lebih merasa dihargai. Sekaligus menanamkan perasaaan bangga atas budayanya.

“Bahkan saking inginnya menerapkan nilai tersebut, saya bermimpi menjadi antropolog. Sebab, profesi tersebut menantang. Karena penerapan nilai humanisme di era sekarang sangat susah,” lanjut dara kelahiran Demak, 2 Juni 1999 ini.

Ia berharap jika suatu saat mimipinya terealisasi, ia ingin membuka tabir masyarakat khususnya generasi milenial untuk terus menjaga karakter bangsanya. Walaupun ada arus globalisasi dan westernisasi tidak boleh melunturkan rasa cinta kepada budaya sendiri. Sebab, dari rasa cinta tersebut akan tercipta sikap xenosentris, di mana setiap individu memiliki kesadaran untuk mempelajari, mengaplikasi, dan melestarikan budaya bangsanya.

“Karena saya orang Jawa ya saya ingin orang-orang mulai memperhatikan soal unggah-ungguh. Dan terpenting yang sekarang banyak orang lupa yakni sikap ngewongke uwong. Karena nilai tersebut yang membuat orang Jawa istimewa. Makanya jangan ditinggalkan,” pungkas gadis yang hobi membaca tersebut. (akm/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya