RADARSEMARANG.COM PERKEMBANGAN dunia wisata di Kota Semarang sampai saat ini cukup pesat. Terbukti dari tingkat kunjungan wisatawan pada libur Natal dan malam Tahun Baru (Nataru) 2020 yang melebihi target yang ditentukan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari, menuturkan jika kunjungan wisatawan pada libur Nataru 2019 menjadi over target. Dimana sebelumnya ditargetkan 7.2 juta jumlah wisatawan di tahun 2019. “Saat ini kami masih rekap semuanya. Tapi kalkulasi kami, over target kunjungan wisata,” ujar Iin – sapaan akrabnya, Sabtu (4/1).
Tahun 2020 ini, Pemkot Semarang melalui Disbudpar tidak menargetkan jumlah wisatawan naik lebih signifikan. Namun lebih ke pembenahan wisata yang berkualitas. “Di 2020 tidak naik terlalu banyak dulu dari 2019. Kami tekankan tidak hanya jumlah, namun kualitas masing-masing objek wisata akan kami tingkatkan,” tuturnya.
Tingginya animo wisatawan berlibur ke Kota Semarang tidak hanya dikarenakan menariknya objek wisata yang ditawarkan. Dikatakan Iin, peran infrastruktur sangat besar dalam hal ini. Pembangunan infrastruktur yang masif oleh Pemkot Semarang sangat menunjang tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.
“Tahun 2018 tercapai 5,7 juta dan tahun 2019 tercapai 7,2 juta lebih. Bahkan mungkin sampai 8 juta. Itu dari sisi jumlahnya. Lalu dari sisi kuantitas lama menginap juga naik dari rata-rata 1,5 menjadi 1,7,” katanya.
Sumbangan pariwisata terhadap APBD Kota Semarang juga naik. Jika dulu hanya empat persen sampai lima persen, sekarang sudah di atas 10 persen.
Iin menjelaskan banyaknya event di Kota Semarang juga mempengaruhi tingkat kunjungan di tahun 2019 lalu. Tercatat di Kota Semarang ada total 60 event dan di 2020 ini akan ada 72 event yang akan diselenggarakan. “Dua di antaranya masuk di dalam 100 kalender event nasional,” tuturnya.
Keberadaan Kota Lama yang viral seperti sekarang memang menjadi magnet wisatawan. Karenanya Disbudpar Kota Semarang akan berupaya memecah kunjungan wisatawan supaya tidak tersentral di satu titik saja.
“Dengan peningkatan kualitas dan event di masing-masing objek wisata, akan memecah konsetrasi wisatawan supaya tidak di Kota Lama saja,” katanya. Sementara itu untuk peran kampung tematik sendiri masih dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Namun masih hanya kampung tematik yang sudah memiliki nama besar. Seperti halnya Kampung Pelangi dan Kampung Batik. Dikatakan Iin, geliat kunjungan wisatawan ke dua kampung tematik ini sangat tinggi. “Memang belum menyebar ke kampung tematik yang lain,” katanya.
Meski pengelolaan kampung tematik masih simpang siur, namun animo masyarakat untuk berkunjung tetap tinggi. “Ini karena dari masing-masing kampung tematik belum ada Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Kalau itu ada, setidaknya pengelolanya bisa jelas,” katanya.
Diakuinya, untuk menarik minat pengunjung datang ke Kota Semarang memang tidak mudah. Kerjasama masing-masing stakeholder diperlukan. Ke depan sinergitas dari semua pihak sangat diperlukan untuk memajukan dunia wisata di Kota Semarang.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim menuturkan jika geliat wisatawan saat ini sudah cukup baik. Ia sepakat dengan Iin bagaimana ke depan kualitas dari masing-masing objek wisata di Kota Semarang bisa ditingkatkan. “Misalnya di beberapa objek diberikan event yang dapat menarik wisatawan,” ujar politisi Partai Gerindra itu.
Hal itu juga berlaku di destinasi wisata yang dikelola oleh pihak swasta. Seperti Sam Poo Kong dan Lawang Sewu. Menurutnya, Pemkot Semarang bisa bekerjasama dengan pengelola dua objek wisata tersebut untuk menyelenggarakan event berskala nasional maupun internasional. “Selama ini Kota Lama masih menjadi rujukan wisatawan setelah direvitalisasi. Seumpama di dua objek wisata lain ada event besar, pastinya konsentrasi pengunjung akan terpecah,” tuturnya. (ewb/ida)