RADARSEMARANG.COM, PUTRI Handayani mengaku profesinya saat ini sebagai guru musik pernah ia tuliskan di kertas. Gadis kelahiran Pati, 30 April 1996 ini menuliskan cita-citanya itu saat ia SMP. Kini, selain sebagai guru musik di SMP Mondial Semarang, ia juga menjadi salah satu pembimbing di Starmoon Music School Semarang.
Ia menuturkan, cita-cita itu ia tuliskan tanpa perhitungan dan pertimbangan serius. Ia menuliskannya saat mengikuti program dari gereja untuk anak-anak. “Dalam program itu, ada permainan yang berjudul Plan for Tommorow. Saya tulis saja, ingin menjadi guru musik. Hanya itu yang saya tuliskan,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Sabtu (14/12).
Lulusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini tak menyangka, cita-cita yang ia tuliskan itu menjadi kenyataan. Padahal sejak menuliskan itu, ia tak pernah benar-benar mengejar dan memikirkannya. “Tidak pernah saya kejar dan bayangkan secara serius. Saya hanya terus mengasah kemampuan bermusik. Karena saya memang suka musik,” katanya.
Ia menuturkan sejak SD prestasi akademiknya tidak begitu menonjol. Ia lebih sering mengikuti lomba menyanyi dan olahraga. Hal tersebut membuatnya lebih memilih mengasah potensinya di bidang musik.
“Sambil terus aktif menyanyi di berbagai kesempatan, sejak SD saya sudah berlatih drum di gereja. Kemudian belajar piano dan keyboard secara otodidak,” katanya.
Persinggungannya dengan musik juga banyak dipengaruhi keluarganya. Ayahnya mahir bermain gitar, namun tidak mau mengajarinya. “Ayah menyuruh saya berusaha sendiri. Akhirnya bermain gitar saya dapatkan secara otodidak,” tuturnya.
Kini, Putri terus mengembangkan kemampuannya di bidang musik. Saking cintanya dengan musik, ia tak rela jika alat musik diletakkan sembarangan meski bukan miliknya. “Saya bisa sampai menangis jika alat musik saya lecet sedikit saja,” pungkasnya. (nra/ida)
