RADARSEMARANG.COM, WIDEA Hening Andini gemar menekuni seni. Dalam waktu yang sama, perempuan yang akrab disapa Widea ini ingin apa yang ditekuni bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Ia pun memutuskan untuk berbagi ilmu seni dengan anak-anak panti.
Kepada anak-anak panti yang ditemuinya, perempuan yang belum lama merayakan hari ulang tahunnya ini mengajarkan seni cukil atau seni grafis dengan konsep workshop kecil-kecilan. ”Kami membuat cetakan untuk sablon. Pesertanya, penghuni panti dari usia SD-SMP,” ujarnya menceritakan.
”Jadi sebenarnya panti asuhan itu adalah milik temanku. Aku berpikir, ingin berbagi kebahagiaan dengan para penghuni panti itu. Salah satunya dengan belajar seni bersama,” timpalnya.
Pemilihan seni cukil ini bukan tanpa alasan. Mahasiswi seni rupa Unnes angkatan 2015 ini ingin apa yang diajarkannya ini bisa menjadi bekal kepada anak-anak panti ke depannya. Katakanlah, sebagai bekal untuk berwirausaha. ”Misal dengan seni grafis ini mereka bisa usaha cetak kaos gitu,” ujarnya.
Diakuinya, bisa berbagi pengalaman lewat kesenian membuatnya senang. Terlebih antusiasme dari para penghuni panti yang dinilainya luar biasa. Mereka tidak segan menggali seluk beluk seni grafis kepadanya. Maklum, sebelumnya para penghuni panti ini hanya diajari seni menggambar saja.
Antusiasme para penghuni panti ini bahkan dinilainya mampu membayar perjuangan menuju ke lokasi panti yang berada di pedalaman dengan jarak tempuh yang lumayan ini. Bahkan pernah, ia harus membawa alat dan bahan seni grafis ini menuju panti asuhan dan dihadang hujan di tengah jalan.
”Jadi ada papan mdf, pisau cukil atau sering disebut chisel dan beberapa alat bahan lainnya. Itu papannya banyak banget karena memang udah kita potongin seukuran A5 dan kalau kena hujan udah tidak bisa dipakai lagi,” ceritanya.
”Kami harus amanin itu papan. Penuh perjuangan sih. Tapi sebanding dengan semangat mereka,” pungkasnya. (sga/ida)