RADARSEMARANG.COM, Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata penjara? Sebagian orang tentu takut dan enggan memasuki bangunan yang penuh dengan orang yang tengah menjalani masa hukuman tersebut. Namun berbeda halnya dengan Esther Kumalasari. Dara asli Semarang tersebut justru sudah akrab dengan penjara. Bagaimana tidak, ia yang memang berprofesi sebagai pembimbing kemasyarakatan menuntutnya untuk bolak-balik masuk penjara guna memberikan pembinaan kepada narapidana sebelum mereka bebas dari masa hukuman.
“Ya, beginilah rutinitas sehari-hari. Masuk keluar penjara sudah biasa dilakoni. Terdengar aneh memang. Tapi memang pekerjaan saya seperti itu. Tapi tenang, saya bukan narapidana, saya pembimbing mereka,” ujarnya sambil tertawa.
Pada awalnya ia tidak pernah memiliki niat menjadi pembimbing kemasyarakatan. Karena, menurutnya, profesi tersebut terdengar asing dan tidak sesuai minatnya. Namun nasib berkata lain, saat pendaftaran pegawai negeri dirinya melakukan iseng-iseng berhadiah dengan memilih jabatan tersebut dan justru lolos. Mau tidak mau dirinya harus mulai mempelajari tugas dan kewajiban sebagai pembimbing pemasyarakatan guna mengabdikan diri sebagai pelayan negara.
“Ya, bagaimana lagi. Sudah telanjur basah diterima ya mau tidak mau saya harus belajar. Dari situ saya baru tahu tugasnya ternyata memberikam pelayanan kepada anak ataupun orang dewasa yang terpaksa menjadi narapidana, karena berkonflik dengan hukum. Dari situ, saya dapat memahami kondisi dan latar belakang mereka. Mengapa bisa sampai seperti itu, dan apa yang mereka rasakan. Lama-lama saya justru menyukai profesi tersebut,” lanjut putri pasangan Paulus Purwoko dan Agustini tersebut.
Anggota Ikatan Pembimbing Kemasyarakatan Indonesia (IPKEMINDO) Jawa Tengah ini berharap dengan profesinya saat ini dirinya mampu berkontribusi dan menolong para narapidana untuk mampu memperbaiki diri dan meningkatkan kompetensi yang mereka miliki. Sehingga kelak ketika saatnya mereka kembali ke lingkungan luar, mereka tidak merasa terpinggirkan dan bisa diterima oleh masyarakat sebagaimana sebelumnya.
“Saya ingin menjadi pribadi yang kompeten guna memberikan kinerja yang baik bagi negara, khususnya bagi warga binaan. Bagi saya menjadi kepuasan sendiri ketika mereka mampu melewati masa suram dengan bimbingan yang saya berikan. Semoga saja saya dapat terus mengabdi kepada negara dan menolong mereka untuk dapat siap dan mejadi manusia lebih bagi bagi lingkungannya setelah keluar dari penjara,” pungkas gadis alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja ini. (akm/aro)