RADARSEMARANG.COM, SUKA karena terbiasa. Itulah yang dialami Nilam Puspita Safitri. Gadis kelahiran Kendal tersebut mengaku mencintai beladiri taekwondo karena terbiasa dilatih sang ayah yang notabene seorang pelatih taekwondo. Sehingga suka tidak suka, Nilam kecil wajib mengikuti latihan yang diprogram ayahnya.
“Pertama kali saya belajar taewondo usia sembilan tahun. Di usia yang masih kecil, tentu enggan berlatih karena susah. Latihan fisiknya berat, belum lagi jurus yang dipelajari banyak. Terutama teknik tendangan yang variasinya beragam. Fisik juga lelah, mental pun lelah,” kenangnya sambil tertawa.
Dididikan keras sang ayah tidak sia-sia. Terbukti, di usia masih 20 tahun, dirinya telah memegang sabuk hitam taekwondo. Selain itu, berbagai kejuaraan tekwondo tingkat provinsi dan nasional pernah diraih. Prestasi tersebut jugalah yang membuatnya mendapat kemudahan masuk ke Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.
“Saya pernah juara 1 dan 2 kejuaran taekwondo tingkat provinsi. Kalau tingkat nasional dulu pernah meraih juara 1 di UNS Taekwondo Cahmpionship di Solo. Dengan ikut berbagai turnamen saya bisa menambah pengalaman dan mendapat banyak keuntungan. Salah satunya ya mudah masuk kuliah di UIN,” ujar gadis yang saat ini menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam semester tiga ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Taekwondo juga membuat gadis asli Kendal ini menjadi lebih percaya diri. Secara tidak langsung latihan yang ketat membuat mentalnya menjadi lebih berani dan fisiknya lebih kuat. Sehingga dia dapat menjaga diri sendiri dan memberikan rasa aman kepada orang tuanya untuk melepas putri mereka merantau ke Semarang guna menuntaskan studinya.
“Pindah ke Semarang bukan berarti saya meninggalkan taewondo. Justru di sini saya mengisi waktu luang dengan mengikuti UKM Taekwondo yang ada di kampus. Sehingga saya masih bisa melatih fisik dan jurus saya agar tidak tumpul. Dan bila nanti ada kejuaraan tingkat mahasiswa saya akan berusaha untuk mengikutinya. Kalau menang kan bisa mengharumkan nama kampus, orang tua dan daerah asal saya,” ujar putri sulung dari dua bersaudara ini.
Meskipun memiliki prestasi segudang, dirinya enggan untuk melanjutkan menjadi atlet taekwondo kembali. Ia hanya ingin menyelesaikan studinya dan meraih impiannya untuk menjadi pengusaha. Namun dirinya juga masih berharap dapat menjadi pelatih taekwondo seperti ayahnya dan melahirkan atlet taekwondo berbakat di masa depan. (akm/aro)