RADARSEMARANG.COM, DARI awal memang suka foto-foto. Sering juga dipercaya untuk mengendors produk dari teman sesama mahasiswa. Kegemarannya ini kemudian ia gunakan untuk mempromosikan kampusnya. Dia adalah Tabita Nugrahani Putri. Gadis kelahiran 2 April 1997 ini dipercaya menjadi duta reputasi di Universitas Negeri Semarang (Unnes), bersama beberapa temannya. Sebagai duta reputasi, mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2015 ini bertugas mengenalkan segala sesuatu tentang Unnes kepada masyarakat.
”Dipercaya dosen untuk mengenalkan kampus melalui konten-konten yang kami buat di Instagram. Entah berupa foto maupun video,” ujar perempuan yang memiliki hobi jalan-jalan ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Untuk mencipta konten, penyuka kuliner bebek goreng ini bekerja sama dengan rekannya. Rekan yang sebelumnya sempat meminta Tabita untuk mengendors sejumlah produknya.
”Sama-sama menguntungkan lah, karena dulu saya juga bantuin temen itu buat endors produknya,” kata perempuan yang bercita-cita menjadi enterpreneur muda ini.
Tidak sembarang konten, tentu foto atau video yang ia hasilkan harus mampu menarik perhatian followers-nya. Dalam hal ini, kemampuan Public Speaking dinilainya berperan penting untuk memberi pengaruh yang luas. Karena salah satu tujuan duta reputasi memang membuat orang penasaran dengan apa yang dimiliki kampusnya.
”Kemampuan ini (public speaking, Red) perlu dimiliki setiap infulencer ya. Jadi, kita bisa jelasin ke followers apa yang menjadi keluh kesah ataupun pertanyaan mereka dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Menjadi duta reputasi merupakan kebanggaan tersendiri. Terlebih tidak semua orang dengan mudah mendapat kepercayaan ini. Sebab, menjadi duta reputasi mensyaratkan harus tahu banyak tentang Unnes.
”Tapi itu ada pelatihan dan bimbingan dari dosen. Bahkan dari bapak rektor. Dan berkat adanya duta reputasi, tahun ini Unnes masuk 6 besar kampus yang diminati,” imbuhnya.
Menjadi duta reputasi membuatnya cukup senang. Sebab, ia lebih dikenal sesama mahasiswa di kampusnya. Tak heran, fotonya terpampang pada videotron kampus.
Meski demikian, menjadi duta reputasi tidak lepas dari kerikil duka. Ia harus banyak sabar ketika harus menjawab banyak pertanyaan yang masuk kepadanya. Terutama dari para calon mahasiswa yang hendak mendaftar di kampusnya. ”Tapi kalau aku kurang paham, biasanya aku share ke grup duta reputasi. Jadi, bisa dibantu jawab. Sama dosen juga,” ujarnya.
”Tidak berat sih. Secara keseluruhan saya menikmati karena sudah terbiasa dengan media sosial,” tambahnya. (sga/aro)