RADARSEMARANG.COM, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melarang mudik Lebaran. Keputusan ini diprediksi berimbas pada lesunya bisnis perhotelan. High season pada momen Lebaran pun sebatas mimpi. Manajemen hotel berupaya bertahan dengan beragam strategi dan inovasi, agar tetap ada tamu yang menginap. Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Puput Puspitasari dengan Public Relations Grand Artos Hotel and Convention Amalia Mahdhiani.
Bagaimana manajemen perhotelan menanggapi kebijakan pemerintah melarang mudik Lebaran?
Mau bagaimana lagi, harus menerima kondisi ini. Walaupun okupansi hotel akan turun lagi. Padahal saat ini sudah mulai pulih. Sebetulnya, kami inginnya Lebaran tahun ini ada mudik lagi dan tamu dari luar kota bisa mulai masuk kembali.
Apa yang mendorong okupansi saat ini pulih kembali, padahal masih dalam kondisi pandemi Covid-19?
Acara rapat. Bahkan, paling banyak acara pernikahan yang diselenggarakan sebelum puasa (Ramadan).
Lalu apa yang akan dilakukan?
Kami optimistis masih ada harapan. Mungkin bukan dari tamu luar kota besar seperti Jakarta. Tapi kami akan menangkap peluang dari tamu-tamu luar kota yang dekat-dekat dengan Kota Magelang. Kalau tidak ada yang mudik sama sekali itu nggak mungkin juga kan? Pasti tetap ada yang mudik. Kami akan memberikan promo buka bersama, promo harga kamar untuk Lebaran, dan penawaran khusus lainnya.
Harapannya kepada pemerintah agar bisnis perhotelan kembali normal apa?
Ada sedikit keringanan kebijakan seperti pajak. Ini dengan kondisi sektor pariwisata bisa dikatakan mati hampir satu tahun lebih selama pandemi Covid-19. (*/ida)