RADARSEMARANG.COM, Sumber Daya Manusia masih menjadi kendala bagi Balai Petanian di Jateng dalam upaya mengembangkan produk pertanian unggul. Lantas upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Dewi Akmalah dengan Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto.
Bagaimana anda melihat kondisi Balai Pertanian Jateng selama ini?
Balai pertanian masih stagnan. Kecenderungannya pemerintah melakukan efisiensi malah tidak sesuai. Seharusnya kalau bisa, justru balai ini dikembangkan.
Aspek apa saja yang bisa dikembangkan untuk mendorong kinerja Balai Pertanian?
Pertama anggaran. Pemerintah harus menambah anggaran jika ingin mengembangkan pertanian. Selama ini, saya melihat mereka belum konsen ke pertanian. Bagaimana mau maju, jika anggaran saja tidak ada. Kemudian sumber daya manusia (SDM). Kami harus mendorong ahli untuk masuk ke balai dan melakukan riset untuk bisa menghasilkan bibit unggul untuk petani kita.
Terkait SDM, apakah Pemprov Jateng kekurangan tenaga ahli pertanian?
Kami punya banyak insinyur dari UGM, Undip, dan universitas terkemuka lainnya di dinas. Mereka ini semua ahli pertanian. Tapi setelah menjadi aparatur sipil negara (ASN), mereka malah masuk ke kantor, mengurus pengadaan barang jasa. Ya ilmunya jadi hilang. Ini susah. Harusnya mereka ditempatkan di balai untuk melakukan riset. Harus diingat mereka ini ahli pertanian.
Bagaimana solusi agar ke depan para ahli pertanian bisa dimanfaatkan lebih banyak di balai?
Kami akan mengarahkan ASN yang baru masuk untuk ditempatkan ke balai. Nanti kami samakan mereka dengan dokter di rumah sakit. Mereka juga sekolahnya susah, sama seperti dokter. Terus mereka kami biayai risetnya. Kalau perlu kami sekolahkan agar ilmunya semakin banyak dan bisa menemukan bibit pertanian unggul untuk petani kita.
Seberapa penting kegiatan riset untuk pertanian Jateng?
Sangat penting. Masalah pangan ini kan soal hidup mati. Ke depan, petanian ini akan banyak diperebutkan berbagai negara. Kalau tidak riset, kita akan ketinggalan. Contoh saja sekarang jambu varietas unggul dari Bangkok. Makanya kita perlu riset agar bisa menghasilkan lagi varietas unggul seperti yang pernah dilakukan dengan menghasilkan beras Rojolele yang enak dan diminati banyak masyarakat. (*/ida)