RADARSEMARANG.COM, Pernikahan dini memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan kualitas anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Hal inilah tentu menjadi PR bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Temanggung. Berikut ini bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Tabah Riyadi dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Temanggung Woro Andriyani.
Sampai saat ini angka pernikahan dini apakah masih tinggi?
Angka pernikahan dini di Kabupaten Temanggung saat ini masih tinggi. Namun demikian jika sebelumnya di peringkat kedua Jawa Tengah kini sudah turun menjadi peringkat tujuh.
Apakah penyebab tingginya pernikahan dini?
Pernikahan dini terjadi rata-rata karena masalah ekonomi. Biasanya orang desa yang anaknya lulus SMP daripada nganggur mereka berpikiran alangkah baiknya dinikahkan agar tidak merawat anaknya lagi. Selain itu, ada juga dari faktor kecelakaan, atau belum menikah sudah hamil duluan.
Kenapa pernikahan dini tidak boleh dilakukan?
Pernikahan dini ini mempunyai dampak yang besar. Pertama, kaitannya dengan reproduksi kandungan yang lemah. Kedua, kaitannya dengan psikologi atau kedewasaan keluarga nantinya.
Dampak apakah yang terjadi dari pernikahan dini?
Karena kandungan lemah maka akan menimbulkan bahaya pada ibu hamil serta anak yang dilahirkan. Selain itu karena reproduksi lemah, kualitas anak yang dilahirkan juga kurang bagus. Biasanya mereka yang menikah dini ini banyak yang kurang dewasa akhirnya sering terjadi perselisihan akibatnya perceraian banyak terjadi.
Sebetulnya usia berapakah idealnya menikah?
Minimal usia perempuan 19 tahun dan laki-laki 20 tahun. Di usia itu seseorang tentu sudah mulai dewasa. Mereka sudah mampu berpikir menyiapkan pernikahan dengan bekerja terlebih dahulu
Upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka pernikahan dini?
Kita selalu melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu kami juga memiliki duta genre yang ikut memberikan edukasi kepada teman sebayanya. Tidak nikah dini, seks bebas, dan narkoba. Mereka lebih efektif dan bicara dari hati ke hati. Setiap tahun ada 40 duta genre. Mereka masing-masing punya komunitas. Di sekolah-sekolah kita punya sekolah siaga kependudukan. Kita mengedukasi masyarakat, para siswa. Memang belum sekolah ada namun kita berharap semuanya punya. (*/ton)