27 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Kerap Diterjang Banjir Rob, Akibatnya Nelayan Rugi

Pembudidaya Kepiting Makin Langka, Tinggal Satu di Desa Api-Api

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Jumlah pelaku budidaya kepiting di Kabupaten Pekalongan terus berkurang. Bahkan, menurut data di Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan), hingga kini tinggal satu pembudidaya kepiting. Mengapa demikian? Berikut bincang-bincang wartawan RADARSEMARANG.COM Nanang Rendi Ahmad dengan Kepala Dinlutkan Kabupaten Pekalongan Sirhan.

Pembudidaya Kepiting jumlahnya kini semakin berkurang. Mengapa?
Hingga kini tinggal tersisa satu pembudidaya kepiting. Ada di Desa Api-api, Kecamatan Wonokerto. Namanya Mas Farikhun. Jumlah pembudidaya kepiting makin terus berkurang karena fenomena rob. Faktor ini yang paling berpengaruh. Rob yang menerjang wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan beberapa tahun terakhir ini, membuat pelaku budidaya kepiting frustasi. Sebab, saat mereka menebar benih kepiting, tiba-tiba terjadi rob, benih kepiting banyak yang kabur. Karena tak jarang rob lebih tinggi dari tambak. Otomatis kepiting bisa kabur, meski pembudidaya telah memasangi waring.

Apakah ada faktor lain yang membuat pelaku budidaya kepiting berhenti?
Ada. Ini terkait kesulitan membudidayakannya. Sudah ada rob, ditambah para pelaku harus menghadapi kesulitan-kesulitan itu. Di antaranya tingkat kematian kepiting tinggi. Kebanyakan kepiting yang dibudidayakan di sini adalah kepiting soka. Kepiting ini memiliki cangkang yang lunak. Jadi memang harus punya perlakuan khusus. Aktivitas perlakuan ini terkendala karena rob juga. Jadi banyak juga kepiting yang mati. Pembudidaya sering rugi. Mereka jadi banyak yang memilih berhenti.

Kabarnya masih banyak budidaya penampungan kepiting? Apakah mereka juga terdampak?

Kalau budidaya penampungan kepiting memang masih cukup banyak. Mereka ini, aktivitas budidayanya hanya untuk menampung kepiting. Persisnya, yang mereka lakukan adalah untuk membesarkan, atau membuat kepiting yang kurus agar jadi gemuk. Seperti itu. Jadi yang benar-benar budidaya hanya tinggal satu di Desa Api-Api itu. Tapi budidaya penampungan kepiting ini juga terdampak. Penyebabnya sama, yakni fenomena rob. Banyak juga kepiting-kepiting yang sudah hampir besar kemudian kabur. Sama merugi juga. Bisa-bisa nanti juga makin berkurang jumlahnya. Terutama yang tambaknya berada di utara tanggul, yang masih sering rob.

Sejauh ini apa yang sudah Dinlutkan lakukan untuk mengatasi itu?
Tahun 2020 lalu, kami ada bantuan benih kepiting dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Kami melakukan penebaran benih di Wonokerto. Bersama kelompok nelayan Mina Sejahtera. Itu kami lakukan untuk membangkitkan kembali optimisme mereka. Ternyata hasilnya kurang maksimal. Kepiting-kepiting kabur karena rob. Akhirnya gagal juga. Sekarang kami sedang merumuskan bagaimana mengatasi ini. Kami jalin komunikasi dengan para nelayan untuk memecahkan masalah ini bersama-sama. Semoga cepat mendapat solusi.

Sebenarnya, bagaimana pemasaran kepiting dari Pekalongan ini?
Dahulunya cukup bagus. Cukup menjanjikan. Kepiting dari Kabupaten Pekalongan ini banyak dipesan di kota-kota besar lain. Tak terkecuali Jakarta. Malah seringnya ke Jakarta. Tapi sejak pandemi Covid-19, pasarnya kembali turun. Mungkin nanti saat Imlek kembali naik. Semoga bisa sedikit membantu satu-satunya pembudidaya kepiting dan pembudidaya penampungan yang masih ada saat ini. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya